KOMPAS.com - Membeli rumah, merupakan impian setiap orang. Baik mereka yang sudah berkeluarga, maupun yang masih lajang.
Perencanaan pun umumnya dilakukan sebelum membeli rumah. Meski demikian, walaupun perencanaan telah disusun dengan baik, tak jarang kesalahan tetap dilakukan selama proses pembelian tersebut.
Berikut tiga kesalahan paling umum yang sering dilakukan seperti dirangkum Kompas.com dari Apartmenttheraphy:
1. Kurang mengetahui kemampuan anggaran
Tentu menyenangkan mempunyai sebuah rumah yang memiliki halaman yang luas. Namun Anda harus mengetahui secara pasti bagaimana kemampuan anggaran yang dimiliki untuk memiliki hunian tersebut.
"Sungguh memilukan melihat calon pembeli rumah, menyambangi lokasi, jatuh cinta, dan kemudian mengetahui bahwa mereka tidak bisa memenuhi syarat untuk pinjaman, " kata seorang agen properti dari Oldroyd Realty, Eileen Oldroyd.
Menurut dia, calon pembeli rumah harus mengetahui secara pasti kondisi keuangan yang dimiliki. Hal ini termasuk apakah mereka memiliki beban cicilan yang belum diselesaikan.
Pasalnya, hal ini akan berpengaruh terhadap keinginan perbankan membiayai kredit perumahan yang Anda ajukan nantinya.
2. Tidak fokus dengan apa yang dibutuhkan
Sering kali orang mencari rumah yang memiliki fitur tambahan, seperti ruang audio, kolam renang atau bahkan mini studio.
Padahal, di dalam membeli sebuah rumah, hal terpenting adalah memastikan kualitas dari bangunan itu sendiri. Hal-hal lain bisa saja ditambahkan setelah membelinya.
"Penting untuk membuat daftar barang apa saja yang berguna sebelumnya. Bila Anda membeli bersama pasangan, diskusikan apa saja hal yang paling Anda perlukan bersama pasangan," kata seorang agen properti dari The Cleary Group, Brenda Bradshaw.
Ukuran sering kali juga menjadi faktor yang Anda pertimbangkan dalam membeli sebuah rumah. Memang bagus, bila Anda berpikir seluruh keluarga dapat tinggal bersama di dalam sebuah rumah.
Namun jangan lupa bila suatu saat nantinya orang-orang tersebut juga akan keluar dari rumah Anda.
"Ketika ada terlalu banyak orang yang diperhitungkan dalam keputusan itu, saat itulah orang membuat kesalahan," kata agen lain dari The Cleary Group, Missy Cleary.
3. Tidak memiliki tim yang berkualitas
Membiarkan keluarga atau rekan bisnis sebagai broker, pengacara atau agen properti yang Anda tunjuk, bukanlah sebuah keputusan terbaik untuk diri Anda sendiri.
Meskipun mereka cukup hebat pada bidangnya masing-masing, tak jarang mereka kurang paham dengan kondisi pasar yang berkembang.
Bagaimana mencari orang yang tepat? Tim potensial bisa Anda ketahui dari berapa banyak properti yang telah mereka jual dalam setahun, berapa lama pengalaman mereka dalam bidang tersebut.
"Dalam jangka panjang, pembeli akan menghembat uang, waktu, dan rasa sakit dengan mempekerjakan orang yang tepat, bukan orang yang murah," kata seorang agen dari RE/MAX Professionals, Mike Burns.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.