Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Properti Bali, Bergantung Keelokan Alam dan Kuatnya Tradisi

Kompas.com - 16/04/2018, 17:03 WIB
Hilda B Alexander

Editor

Walau umat non-Hindu tidak ikut berpartisipasi dalam ritual, mereka turut menghormati perayaan ini dan menerima timbal balik atas kesantunan ini. Banyak manfaat yang dapat diraih oleh wisatawan dalam kesunyian.

Pada hari tersebut, mereka dapat beristirahat dan tidak terganggu oleh kebisingan dunia luar. Alhasil, pribadi mereka dapat menjadi lebih tenang dengan ketidakberadaannya beberapa sisi negatif dari teknologi. 

Lebih dari sekedar hari untuk merenung dan bermeditasi, Nyepi adalah saat bagi alam untuk beristirahat dan mengambil napas dari dampak kesibukkan manusia yang cenderung bersifat merusak.

"Inilah sebuah contoh pengaplikasian peribahasa new year, new me yang ikut memberi dampak baik kepada alam," kata Andy.

Nyepi adalah suatu bentuk apresiasi rakyat Bali terhadap alam. Tanpa mengenyampingkan tujuan religius dan personal, Nyepi pada dasarnya ditujukan untuk membuat dan menjaga keseimbangan dan keharmonisan hubungan alam dengan manusia yang bergantung padanya.

Budaya tersebut mengajarkan dan menanamkan kepercayaan akan pentingnya melestarikan alam dan menjaga kelangsungan persekutuan antara alam dan manusia.

Pandangan rakyat Bali perihal kelestarian alam juga tercermin dalam berbagai peraturan yang membatasi penggunaan tanah, seperti larangan untuk membangun gedung yang terlalu tinggi.

“Alam Bali dianggap sakral, sehingga tidak boleh dipergunakan secara sembarangan,” ujar Andy.

Wisman di Gianyar, Bali.KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Wisman di Gianyar, Bali.
Peraturan seperti larangan untuk bangunan pencakar langit diadakan untuk menjaga keberlanjutan alam agar nantinya dapat terus dinikmati oleh generasi mendatang.

Namun, Andy mengusulkan, apabila dibutuhkan untuk kepentingan ekonomi, tanah Bali sebaiknya disewakan ketimbang dijual, agar tidak terjadi praktik semena-mena dan alih fungsi lahan dalam penggunaannya.

"Kurun tahun 2000 awal, terjadi konversi lahan persawahan yang demikian masif. Karena itu, Pemerintah Provinsi Bali harus memperketat izin bagi mereka yang ingin membangun properti," tambah Andy.

Karena itu, kata dia, sudah selayaknya pebisnis properti yang ingin membuka usaha di Bali menumbuhkan rasa apresiasi, rasa hormat, dan kesadaran akan peraturan ini.

Pasalnya, jika Bali sudah kehilangan keunikan alam, dan tradisi, tidak akan ada lagi yang bisa kita banggakan untuk bisa bersaing dengan destinasi serupa di luar negeri.

 

Belinda Candra

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau