SUNGAILIAT, KOMPAS.com - Kepulauan Bangka Belitung akan semakin terbuka dengan pihak luar. Membuka diri dengan bermacam investasi, makin bersiap menjadi Bali yang kedua.
Potensi alam provinsi ini sangat besar, dan sektor pariwisatanya disiapkan jadi masa depan daerah ini. Keindahan alam, khususnya pantai, adalah anugerah yang tak perlu diragukan untuk segera diolah dengan manajemen dan dukungan kebijakan pusat maupun daerah.
Dua Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), yakni KEK Tanjung Gunung di Kabupaten Bangka Selatan dan KEK Pantai Timur Sungailiat di Kabupaten Bangka sudah diajukan Pemprov ini kepada Pemerintah Pusat. Pengembangan dua KEK itu diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah lewat masuknya lebih banyak investasi.
Kalau restu Pemerintah Pusat turun, kedua KEK itulah yang kelak melengkapi Kawasan Strategis Prioritas Nasional (KSPN) Tanjung Kelayang di Pulau Belitung, pulau terbesar kedua di provinsi tersebut.
"Masih minim investor yang melirik potensi ekonomi, khususnya properti pariwisata. Oleh karena itu, langkah-langkah strategis untuk menarik lebih banyak lagi investor untuk menanamkan modalnya di Babel perlu dilakukan," ujar Ketua DPD Realestat Indonesia (REI) Bangka Belitung, Thomas Jusman, pada acara makan malam HUT REI ke-46 di Sungailiat, Bangka Belitung, Jumat (13/4/2018).
Agar Babel semakin menarik investor, lanjut Thomas, salah satu upaya yang dilakukan adalah mewujudkan KEK menjadi objek wisata terintegrasi (integrated area tourism) yang dapat menggabungkan keindahan alam, seni budaya, wisata religi dan hingga meetings, incentives, conferences, and events atau MICE dalam satu kawasan sekaligus.
"Makanya, kami mendukung penuh KEK khusus pariwisata di Bangka untuk melengkapi KEK Tanjung Kelayang yang sudah berjalan di Belitung," ujar Thomas yang juga Ketua Kadin Provinsi Bangka Belitung.
Salah satu contohnya adalah KEK Pantai Timur Sungailiat di sekitar kawasan wisata Tanjung Pesona. Potensi lokasi wisata ini sangat besar untuk pengembangan perhotelan dan resor, wisata bahari, serta wisata budaya, terutama etnis Melayu dan Tionghoa yang harmonis, bahkan wisata reliji.
Thomas menjelaskan, keseluruhan luas lahan yang diusulkan untuk KEK Pantai Timur Sungailiat sekitar 300 hektar di dalam 600 hektare kawasan pengembangan wisata. Lahan yang diajukan itu sudah clean and clear, dan sudah mendapat dukungan penuh Gubernur Pemprov Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan. Posisi saat ini tinggal menunggu restu pemerintah pusat melalui Dewan Nasional KEK.
Ketua Umum DPP REI, Soelaeman Soemawinata, mengatakan bahwa REI mendukung penuh rencana Pemprov Babel untuk membangun dua KEK pariwisata sekaligus di Pulau Bangka. Kedua KEK yang masih dalam proses kajian di Dewan KEK Nasional itu akan bisa saling melengkapi untuk mempercepat pembangunan sektor pariwisata di daerah itu.
"Makin banyak KEK, maka investor semakin punya banyak pilihan. Saya pikir ini ide dan prakarsa yang baik untuk memajukan sektor properti dan pariwisata di Babel. Bangun sinergi yang positif dengan tujuan sama-sama membangun perekonomian masyarakat Babel," ujar Soelaeman atau akrab disapa Eman ini.
"Anggota REI itu ada 5.200 dan dari jumlah itu sekitar 1.300 anggotanya bermain di sektor properti produktif, seperti hotel, resor, mal, dan lain-lain yang tentu cocok dengan pariwisata. Saya pikir Babel punya potensi tinggi, sebab pasarnya marketnya besar, tinggal diperkuat sinergi saja dengan REI," kata Eman.
Menanggapi hal itu Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan, mengaku sudah menyiapkan dan mengajukan dokumen dua KEK pariwisata di Bangka, yakni KEK Pantai Tanjung Gunung dan KEK Pantai Timur Sungailiat.
Dia mengaku sudah memaparkan hal itu kepada pihak Kemenko Perekonomian, namun Dewan KEK Nasional meminta beberapa persyaratan yang kurang untuk dilengkapi. Pemprov Babel menargetkan kedua KEK tersebut dapat ditetapkan tahun ini.
"Kedua kami ajukan secara bersamaan, tapi bukan berarti keduanya saling bersaing, karena masing-masing KEK dimajukan dengan segmen dan style berbeda," ujar Erzaldi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.