Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Cerdas Gaet Pembeli Rumah Milenial

Kompas.com - 09/04/2018, 20:00 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pengakuan dan eksistensi. Stigma itulah yang muncul bila berbicara tentang generasi milenial di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia.

Anda yang sedang membaca artikel ini bisa jadi termasuk ke dalam kelompok generasi milenial. Mereka tidak hanya berusia 17-22 tahun atau yang masih bersekolah, juga yang telah bekerja dengan usia maksimal hingga 37 tahun.

Populasi kelompok ini cukup besar yaitu sekitar 34,45 persen dari total penduduk Indonesia atau 89,9 juta.

Baca juga : 61 Persen Milenial Belum Punya Rumah

Tentunya, jumlah yang besar ini merupakan pangsa pasar potensial untuk berbagai macam bisnis, termasuk perumahan.

Persoalannya, generasi ini memiliki kecenderungan konsumtif yang cukup tinggi ketika memiliki penghasilan lebih.

Riset yang dilakukan Kompas.com terhadap 300 responden dengan rentang usia 25-35 tahun, menunjukkan adanya keinginan menghabiskan kelebihan uang untuk jalan-jalan yang cukup besar (66 persen).

Selain untuk membeli pakaian (30 persen), nongkrong (25 persen), nonton (21 persen), make up (10 persen), hingga modifikasi kendaraan (6 persen).

Baca juga : Lima Tahun Lagi, Generasi Milenial Terancam Tidak Bisa Membeli Rumah

Kecenderungan konsumtif ini tentunya tidak terlepas dari stigma yang melekat pada mereka yaitu eksistensi untuk diakui.

Ilustrasi selfie ketika di tempat makanThinkstock Ilustrasi selfie ketika di tempat makan
Adanya kegemaran untuk mengunggah berbagai aktivitas di media sosial demi mendulang popularitas, bisa jadi merupakan dorongan untuk melakukan kecenderungan konsumtif tersebut.

Kendati demikian, bukan berarti kalangan ini tidak berpikir untuk tidak memiliki rumah. Kenyataannya, dari 61 persen responden yang belum memiliki rumah dan memiliki penghasilan lebih, 68 persen di antaranya mengaku mengalokasikan pendapatan itu untuk menabung.

Salah satu alasan mereka menabung yaitu untuk membeli rumah (20 persen), di samping untuk membiayai pengeluaran tak terduga (42 persen) atau pengeluaran darurat (14 persen).

Potensi itulah yang seharusnya ditangkap oleh developer dan perbankan untuk menggaet pembeli milenial mengajukan permohonan kredit pemilikan rumah (KPR).

Misalnya, dengan memberikan promosi menarik seperti adanya bonus jalan-jalan ke luar negeri atau ke tempat tertentu yang kece bila ada konsumen yang tertib dalam membayar cicilan KPR.

Cara lainnya seperti memberikan bonus berupa barang elektronik atau kendaraan bermotor bila ada yang mampu menyelesaikan pembayaran tepat waktu.

Satu lagi yang tak kalah jitu adalah kemudahan pembayaran. Ini bisa berupa pengenaan uang muka atau down payment (DP) yang bisa dicicil tanpa bunga, cicilan murah per bulan dengan tenor panjang, atau bahkan diskon harga jual.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau