Jadi, bagaimana mau menggunakan kendaraan publik jika aksesnya saja tidak layak?
Karena itu, ITDP bersama lembaga terkait berinisiatif untuk mengubahnya, menjadikan Jakarta kota yang lebih ramah bagi warganya, khususnya pejalan kaki.
Tujuan gerakan ini agar pada tahun 2030 nanti tidak ada lagi warga Jakarta yang beraktivitas atau bepergian sehari-hari mengendarai mobil.
"Kami ingin kota yang dekat dengan angkutan massal. Misalnya trotoar dari hunian ke halte bus, dekat dan aksesnya bagus," tambah Yoga.
ITDP kemudian merekomendasikan pemerintah dan juga swasta untuk menciptakan hunian yang mengutamakan akses pejalan kaki dan pesepeda.
Selain itu juga ikut mengurangi sumber penyebab kemacetan, lahan parkir, mengubah aturan kebutuhan parkir minimum gedung ke maksimum.
Kemudian menyambungkan hunian dnegan angkutan massal sedekat mungkin. Dan terakhir, swasta dan pemerintah bekerja sama mengembangkan angkutan massal.
Yoga mencontohkan, Sunway Group sebagai pengembang bekerja sama dengan pemerintah Malaysia membangun Sunway Elevated BRT sepanjang 5,2 kilometer di Kuala Lumpur, untuk meningkatkan akses ke kawasan Sunway.
Hal yang sama, menurut dia, juga bisa dilakukan pengembang-pengembang Indonesia. Seperti Synthesis Development yang mulai mengampanyekan tinggal di apartemen dekat dengan stasiun light rail transit (LRT) dan TransJakarta.