Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakanda Black Panther, Konsep Perkotaan Ideal Masa Depan

Kompas.com - 05/03/2018, 22:00 WIB
Arimbi Ramadhiani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Tidak pernah dijelaskan sepenuhnya dalam Black Panther, kereta maglev, atau kereta berkecepatan tinggi yang bergantung pada medan magnet digunakan warga, namun penonton dapat melihat kereta melesat  di sekitar kota.

Mungkinkah mereka membawa penumpang ke seluruh kerajaan ala Amtrak, ataukah mereka hanya sejenis kereta komuter?

Meskipun penggunaannya tetap tidak jelas di alam semesta Marvel ini (banyak pemirsa film bertanya tentang media sosial), kereta maglev sudah terbangun dan melayani penumpang di Korea Selatan dan Jerman.

Namun, dapat diasumsikan bahwa sumber daya alam fiktif Wakanda, yakni vibranium, membuat kereta kota futuristik melaju kencang dengan kecepatan yang tak terjangkau di dunia nyata.

Wakanda juga kebetulan menjadi negara terkaya di dunia. Oleh karena itu, penggantinya, T'Challa, tidak perlu khawatir dengan biaya untuk mengembangkan dan mengoperasikan teknologi maglev.

Ada banyak kota sebenarnya yang tertarik dengan gagasan tersebut saat mempertimbangkan kelayakan transportasi.

Lalu ada pemandangan kota Wakanda. Tidak seperti kebanyakan film superhero, di mana kota-kota dipenuhi menara kaca dan baja futuristik yang menjangkau dan melampaui awan, arsitektur Wakanda hadir dalam berbagai bentuk, ukuran, dan material.

"Mereka tidak membuat semuanya berkilau. Ini menawarkan alternatif untuk kota-kota masa depan seperti di Afrika," kata Charisma Acey, asisten profesor perencanaan kota dan regional di UC-Berkeley yang mencakup Afrika dan Amerika Selatan.

Bangunan Wakanda menggabungkan unsur-unsur tradisional Afrika, termasuk atap jerami dan taman gantung di beberapa bangunan tertinggi mereka.

Acey mengaku telah banyak memikirkan Wakanda dan kota-kota eko yang muncul di Afrika.

"Telah terjadi arus masuk modal sejak tahun 2000 ke benua ini, menciptakan kota satelit dan kota-kota pusat. Itu terjadi di Afrika Barat, Afrika Timur, dan bahkan di Afrika bagian selatan," tambah Acey.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau