Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Apa dengan Starbucks?

Kompas.com - 29/01/2018, 20:00 WIB
Haris Prahara

Penulis

Sumber CNN Money

Penjualan di negara itu menanjak sekitar enam persen per akhir 2017. Menurut Kevin Johnson, hadirnya gerai Starbucks terbesar sedunia di Shanghai berhasil menjadi lumbung baru penghasilan mereka.

Sejumlah analis berpendapat, semestinya investor memberi lebih banyak kredit atas kekuatan Starbucks di China, Korea Selatan, dan sejumlah negara lainnya. Investor selayaknya mengurangi rasa khawatir atas kelesuan Starbucks di negeri asalnya, Amerika Serikat.

"Momentum berlanjut meski mengalami cegukan baru-baru ini. Kami memperkirakan potensi besar masih amat terbuka untuk bisnis Starbucks secara global," ungkap analis Wells Fargo Securities, Bonnie Herzog, seperti dilansir CNN Money.

Stategi teranyar Starbucks juga patut diapresiasi. Perusahaan mulai mengutamakan teknologi dalam menjalankan bisnisnya beberapa tahun terakhir.

Kondisi itu bisa semakin menggeliat di bawah kendali CEO Kevin Johnson, yang notabene pernah berkecimpung di raksasa teknologi Microsoft dan IBM.

Penjualan digital Starbucks memperlihatkan harapan baru sebagai sumber pendapatan.

Bahkan, Starbucks mulai mempertimbangkan untuk mencoba sejumlah toko tanpa uang tunai di Negeri Paman Sam.

Meski begitu, menurut Direktur Pelaksana GlobalRetail Neil Saunders, Starbucks mesti tetap menggelorakan penjualan di gerai konvensional.

Ia mengatakan, pengunjung masih harus menunggu cukup lama untuk memesan dan mendapatkan minuman mereka. "Pada masa puncak, beberapa toko sibuk, dan pelayanannya amat lambat,” cetus Saunders.

"Meskipun Starbucks menggunakan teknologi dengan baik, kami pikir perlu dicoba lagi bagaimana memanfaatkan teknologi digital untuk memangkas waktu tunggu di gerai,” imbuh dia.

Masa depan Starbucks kini berada di tangan CEO Kevin Johnson dan jajaran manajemennya. Apakah Starbucks dapat segera bangkit dari kondisi sulit atau justru kembali terseok? Patut dinanti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com