KompasProperti - Guncangan ritel terus memakan korban. Satu per satu kerajaan bisnis yang terbangun puluhan tahun rontok.
Informasi terbaru datang dari peritel pakaian asal Inggris, Marks and Spencer. Mereka dilaporkan bersiap angkat kaki dari China.
Itu menyusul kabar penghentian operasional bisnis daring (e-commerce) Marks and Spencer yang selama ini bekerja sama dengan Tmall, sebuah situs milik Alibaba.
Untuk diketahui, Marks and Spencer juga telah menghentikan operasional gerai konvensional di China pada November 2016 silam.
Hal itu berarti, dengan berakhirnya kongsi dengan Tmall, Marks and Spencer tak lagi memiliki bisnis sama sekali di China.
Peritel yang berdiri sejak 1884 itu memang dikabarkan terus mengalami turunnya penjualan dalam pasar internasionalnya, termasuk di Negeri Tirai Bambu.
"Kompleksitas serta tingginya biaya promosi untuk pasar China membuat bisnis kami tidak berkelanjutan," ujar manajemen Marks and Spencer, seperti diwartakan South China Morning Post, Sabtu (13/1/2018).
Sebelum pamit dari China, Marks and Spencer juga telah menjual gerainya di Hongkong dan Makau. Kepemilikan resmi berpindah kepada investor asal Dubai, Al-Futtaim, mulai awal tahun ini.
"Kami telah mengubah secara substansial bisnis internasional kami. Itu dilakukan untuk meningkatkan keuntungan dan memastikan pertumbuhan bisnis Marks and Spencer," ungkap Direktur Internasional Marks and Spencer, Paul Friston.
"Sebagai salah satu operator ritel terkemuka di dunia, dengan kemampuan logistik dan keahlian lokal yang kuat, Al-Futtaim adalah mitra ideal untuk mengembangkan bisnis kami di Hongkong dan Makau,” imbuh Paul.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.