Maryono juga mengatakan bahwa prediksi penurunan properti tidak 100 persen benar. Selama ini pertumbuhan kredit hunian tetap membaik.
"Karena pertumbuhan kredit untuk hunian bersubsidi bisa mencapai 35 persen dan yang nonsubsidi bisa mencapai 11 sampai 12 persen. Di saat Pemerintah sibuk mendorong pembangunan infrastruktur, pertumbuhan kredit selalu di atas pasar," kata Maryono.
Kepala Ekonom BTN Winang Budoyo menyatakan sepakat dengan Maryono. Bonus demografi akan menjadi peluang bagi pertumbuhan ekonomi secara khusus, dan properti hunian secara umum.
Hal itu terutama didukung dengan naiknya jumlah tenaga tenaga produktif di Indonesia yang jumlahnya saat ini kurang lebih 71 juta orang dan akan naik dua kali lipat menjadi 142 juta anak muda atau generasi meilenial.
"Kami sadar ada perubahan perilaku pasar dari segmen yang besar ini. Pola spending uang berubah dari product base spending ke experince spending. Mereka (kaum milenial) harus merasakan dulu, lalu lihat produknya, dan atau mendapat rekomendasi dari orang lain terkait profuk yang akan dibelinya. Mereka tidak mudah percaya iklan yang disuguhkan, jadi harus benar-benar dari pengalaman langsung konsumen," ujar Winang.
Winang memahami bahwa anak-anak milenial lebih memilih menghabiskan uangnya untuk berwisata, makan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan pengalaman, bukan aset. Tapi, hal itu seiring waktu akan segera berubah.
Pada akhirnya, lanjut Winang, generasi milenial akan tetap butuh hunian yang tentu sesuai kebutuhan dan perilakunya yang berbeda dari generasi sebelum mereka. Namun, hunian itu harus sangat sesuai ciri khasnya yang tak mau susah dan serba cepat. Maka, yang cocok adalah apartemen, dalam hal ini apartemen terintegrasi dengan transit oriented development atau TOD. Maka, harus dibangun dekat dengan shelter moda transportasi umum.
"Mereka tak butuh apatemen mewah. Yang penting di lingkungan harus ada internet (WiFi) dan tempat nongkrong. Memang, tidak semua anak-anak itu akan berpikir beli rumah. Maka itu, kini disiapkan apartemen-apartemen di dekat stasiun commuter line TOD, baik itu apartemen subsidi maupun nonsubsidi," tambah Winang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.