Upaya lain menolak senja kala mal dilakukan dengan menggelar acara seperti pergelaran busana (fashion show).
"Kami (pengelola mal) perlu membuat instalasi area umum yang menguntungkan peritel. Banyak pengunjung tentunya semakin baik. Gagasan bahwa area umum mendegradasi toko sudah berakhir,” papar Conforti, seperti dilansir The Guardian, Sabtu (16/12/2017).
Bagian lain dari revolusi mal adalah menggandeng situs belanja daring (e-commerce). Contohnya, Amazon.
Sebagai raksasa belanja daring yang mulai mengembangkan toko fisik sendiri, operator mal optimistis kemitraan dengan Amazon bersifat menguntungkan.
Utamanya, dalam menciptakan pengalaman konsumen yang lebih baik. Toko fisik tetap ada, tetapi konsumen dapat memanfaatkan platform digital untuk berbelanja.
"Siapa pun yang tak menyadari adanya hubungan simbiosis antara e-commerce dan ruang fisik, amatlah disayangkan,” tuntas Conforti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.