JAKARTA, KompasProperti - Studio arsitektur yang berbasis di Bandung, SHAU, terpilih sebagai pemenang dalam kategori "Small Firm of the Year in Sustainable Architecture" dari American Architecture Prize (AAP).
Dalam kategori tersebut, SHAU menyisihkan finalis lain seperti Eleena Jamil Architect dari Malaysia dan Kikuma Watanabe +D Environmental Design System Laboratory dari Jepang.
"Kami ajukan dari Mei 2017. Beberapa kriteria penilaian juri mencakup keunggulan desain arsitektur perusahaan selama 5-10 tahun," kata pendiri SHAU Daliana Suryawinata kepada KompasProperti.
Selain itu, penilaian juga meliputi visi dan misi perusahaan, kontribusi terhadap isu keberlanjutan dan pengaruhnya terhadap masyarakat, penghargaan dan publikasi media yang selama ini sudah diraih oleh perusahaan tersebut, dan budaya perusahaan.
Penghargaan ini adalah program perdana dari AAP, yang bertujuan memajukan apresiasi terhadap kualitas desain arsitektur di seluruh dunia.
Pesertanya berasal dari 40 negara di seluruh dunia. Terdapat beberapa kategori, yaitu kategori multidisciplinary, sustainable, residential, institutional, dan commercial and industrial.
Peserta harus merupakan perusahaan arsitektur, interior atau desain lansekap, berskala kecil, menengah atau besar.
Pemenang dipilih oleh tim juri yang terdiri dari 32 profesional di bidang arsitektur dan desain.
Mereka adalah arsitek kelas dunia Alejandro Zaera-Polo dan Ben van Berkel, arsitek akademisi Peggy Deamer (Yale University), ikon media Dan Howarth (pendiri Dezeen) dan Troy C Therrien (Guggenheim Foundation).
AAP merupakan badan penghargaan internasional yang bertujuan memberikan pengakuan atas pencapaian-pencapaian perusahaan arsitektur di seluruh dunia.
Terdapat 2 program utama di AAP, yaitu ‘Design of the Year Prize’ dan ‘Firm of the Year Award’.
Misinya adalah merayakan keunggulan, kreativitas dan inovasi di bidang arsitektur, desain interior, dan arsitektur lansekap.
‘Firm of the Year Award’ mempertimbangkan portfolio desain, ukuran, spesialisasi dan sumber daya perusahaan.
Adapun SHAU yang merupakan kependekan dari Suryawinata-Heinzelmann Architecture & Urbanism adalah studio arsitektur dan urban desain yang didirikan pada tahun 2009.
Pemilik sekaligus pendirinya adalah arsitek Jerman Florian Heinzelmann, Tobias Hofmann, dan arsitek Indonesia Daliana Suryawinata.
SHAU dibentuk di Rotterdam (Belanda), Munich-Passau (Jerman), dan Bandung.
Hingga saat ini, SHAU telah memenangkan beberapa penghargaan internasional seperti Firm of the Year Award 2017 dari American Architecture Prize.
Selain itu jugs Architizer A+ Award 2017, World Architecture Community Award 2016, dan menjadi finalis Architectural Review Emerging Architecture Award 2016.
Beberapa karya SHAU yang terkenal adalah perpustakaan ‘Microlibraries’ yang sudah direalisasikan di Taman Bima, Taman Lansia dan direncanakan di beberapa lokasi di Bandung dan mancanegara.
Tidak hanya itu, ada pula rumah susun ‘Muara Angke Fishing Village’ di Jakarta, masterplan alternatif reklamasi ‘Jakarta Jaya’, rumah hemat energi ‘Leitenhaus’ dekat sungai Danube di Jerman, penataan pasar di Bojonegoro, dan ruang publik ‘Taman Film’ di bawah jembatan layang Pasupati Bandung.
Karya-karya SHAU pernah dipamerkan di Venice Biennale, International Architecture Biennale Rotterdam, Galeri Nasional, Erasmus Huis, Kota Tua Creative Festival dan lainnya.
SHAU juga memiliki jaringan di Indonesia dan luar negeri. Beberapa kolaborator SHAU adalah Indonesian Diaspora Foundation, Indonesian Diaspora Network (IDN) Liveable Cities, dan Kedutaan Besar Belanda di Jakarta.
Kemudian Deltares, Future Cities Lab, National University of Singapore, ETH Zurich, biro arsitektur terkemuka dunia: KCAP, OMA, MVRDV, andramatin, PT Han Awal and Partners.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.