Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resmi, "Pier Head" Perdana Tol Layang Jakarta-Cikampek Diputar

Kompas.com - 13/12/2017, 21:46 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Pier head pertama untuk konstruksi Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II (Elevated) secara resmi telah diputar. Proses pemutaran dilakukan dengan menggunakan teknik sosrobahu, ciptaan insinyur Indonesia, Tjokorda Raka Sukawati.

Proses pemutaran perdana dilakukan di KM 21 Jalan Tol Jakarta Cikampek, Rabu (13/12/2017) pukul 19.50 WIB. 

Baca juga : Teknologi Sosrobahu Lahir Setelah Penemunya Utak-atik Mercy

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Komisaris Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Refly Harun, Direktur Utama  PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek Djoko Dwijono dan Direktur Operasional 2 PT Waskita Karya (Persero) Tbk Nyoman Wirya Adnyana menyaksikan langsung prosesi pemutaran.

“Dengan mengucap bismillah, kita doakan agar kelancaran pemasangan pier perdana ini diikuti dengan kelancaran pemasangan berikutnya,” kata Basuki saat memimpin proses pemasangan.

Sementara itu, Nyoman mengatakan, ada 294 pier head yang akan dipasang di atas konstruksi Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II (Elevated). Dari jumlah tersebut, 200 di antaranya dipasang dengan menggunakan teknik sosrobahu.

“Sisanya yang 94 buah ada kombinasi yaitu pakai launcer dan semi precast,” kata Nyoman.

Proyek sepanjang 36 kilometer ini telah dimulai pekerjaannya pada semester pertama 2017 dan ditargetkan selesai pada tahun 2019. Dalam pekerjaannya, jalan tol ini dibagi ke dalam sembilan seksi.

 “Jadi dibuat seksi untuk memudahkan koordinasi dan percepatan,” kata dia.

Adapun Djoko Dwijono mengaku, proyek konstruksi ini cukup menyita perhatian banyak pihak. Pasalnya digarap di atas jalan tol eksisting yang selama ini dikenal memiliki kepadatan arus kendaraan yang cukup tinggi.

“Jalan Tol Jakarta-Cikampek ini merupakan jalan tol yang strategis, bahkan oleh kami sebut poleksosbud. Gangguan sedikit sangat berpengaruh terhadap poleksosbud,” kata Djoko.

Untuk itu, ia menambahkan, diperlukan manajemen kerja yang baik di dalam menyelesaikan proyek ini.

Pemilihan teknik sosrobahu termasuk ke dalam salah satu pertimbangan dalam manajemen kerja itu sendiri.

“Sosrobahu dipilih teman KSO untuk mengurangi potensi kemacetan,” tuntas Djoko.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau