Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknologi Sosrobahu Lahir Setelah Penemunya Utak-atik Mercy

Kompas.com - 13/12/2017, 16:12 WIB
Dani Prabowo

Penulis

Bukan penemu namanya, bila pada percobaan pertama gagal dan langsung putus asa. Raka lantas meminta bantuan beberapa koleganya dalam menyempurnakan temuannya.

Singkat cerita, ia berhasil melakukan uji coba dan memberanikan diri menyampaikan keberhasilannya ke Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan anak Presiden kedua RI Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana alias Tutut, yang menjadi Direktur Utama PT Jaya Lamtoro Gung (JLG).

Untuk diketahui, jalan tol itu digarap empat perusahaan nasional yaitu PT JLG, PT Hutama Karya, Krakatau Steel dan perusahaan semen Tiga Roda.

Kepada Tutut, Raka meminta untuk dibantu dibuatkan sebuah pondasi berukuran 8 meter x 1,5 meter yang diisi pasir. Oleh Tutut, rupanya tak hanya dibuatkan satu, tetapi 16 buah sekaligus.

"Waduh, ini masalah baru, bagaimana jika saya gagal melakukan ini, berapa biaya yang akan terbuang sia-sia? Hal yang lebih penting lagi bagaimana saya akan mempertanggungjawabkan masalah ini. Kalau ini gagal, habislah sudah nama saya, karir saya, reputasi yang telah saya bangun selama bertahun-tahun," kata Raka.

Di tengah bayang-bayang ketegangan, Raka mengingat pesan Presiden Soeharto kala itu, yakni agar proyek pertama yang digarap secara nasional ini diselesaikan tepat waktu, serta memiliki kualitas yang baik. Bahkan, ia diminta agar menemukan hal-hal yang baru dalam pekerjaan itu.

Tanggal 27 Juli 1988 menjadi tanggal bersejarah bagi teknik sosrobahu. Tepat pukul 22.00 WIB, ratusan mata bersiap menyaksikan pemutaran lengan beton seberat 440 ton.

Setelah melapor kepada Tutut, Raka lantas naik ke podium konstruksi. Saat berdoa, ia mengaku, mendengar bisikan yang menyebut angka 78. Raka lantas meminta tim untuk memulai proses pemutaran lengan beton.

Berdasarkan perhitungan awal, seharusnya lengan benton diperkirakan bergerak pada tekanan 105 kg/cm2. Namun, ia meminta agar tim menggerakkan hingga mencapai tekanan 78 kg/cm2. Ajaibnya, lengan beton itu akhirnya berputar tepat saat tekanan berada di angka 78.

"Badan saya gemetar, air mata bercucuran tanpa bisa saya tahan. Di bawah sorotan ratusan lampu kamera, riuh tepuk tangan, serta kumandang lagu Padamu Negeri saya menangis tersedu-sedu," kenang Raka.

Keberhasilan Raka rupanya dilirik banyak negara. Negara-negara seperti Filipina, Malaysia, Thailand dan Singapura banyak yang menggunakan teknik ini. Bahkan, Korea Selatan disebut ingin membeli hak patennya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Berita
Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Berita
Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Berita
119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

Berita
Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Berita
Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Berita
'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

"Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau