Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Pastikan Tak akan Jual Tol, Tapi...

Kompas.com - 06/12/2017, 15:57 WIB
Dani Prabowo

Penulis

 JAKARTA, KompasProperti - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M Soemarno mendorong agar PT Hutama Karya (Persero) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk "menjual" konsesi tol yang dikelola mereka kepada pihak swasta. Namun, dorongan Rini justru menuai pro dan kontra.

Ruas tol yang dimaksud yaitu Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) yang dikelola Waskita dan Tol Medan-Binjai yang dikelola Hutama Karya. Keduanya baru saja diresmikan Presiden Joko Widodo beberapa waktu yang lalu.

Pro dan kontra terjadi saat rapat kerja antara Komisi V DPR dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono serta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Rabu (6/12/2017).

Mereka yang menolak penjualan konsesi tol di antaranya anggota Komisi V Iwan Andi Darmawan Aras, yang menyebut tindakan yang didorong Rini merupakan langkah swastanisasi aset negara.

"Apakah ada jaminan swsata bisa memberikan keuntungan dengan mengelola jalan tol, bandara dan pelabuhan. Hati-hati dalam melakukan swastanisasi," kata Iwan.

Sementara itu, anggota Fraksi Gerindra Subarna meminta pimpinan Komisi V mendesak pemerintah membuka daftar aset negara yang dikerjasamakan dengan swasta, baik asing maupun lokal.

Adapun anggota Fraksi Golkar Hamka Baco Kady mengusulkan, daripada menjual kepada swasta atau asing, sebaiknya aset tersebut dijual kepada perusahaan pelat merah lainnya.

"Jangan sampai kerja sama dengan swasta yang tidak jelas dan alangkah baiknya diberikan dan dikelola BUMN," kata Hamka.

Menanggapi hal tersebut, Basuki menegaskan, pemeritah tidak pernah berniat untuk menjual jalan tol. Hanya, pemerintah membutuhkan banyak dana untuk membangun proyek-proyek infrastruktur yang ditargetkan.

Jalan tol, misalnya, ditargetkan pembangunannya dapat mencapai 1.852 kilometer sampai 2019 mendatang. Untuk dapat memenuhi target tersebut, setidaknya dibutuhkan anggaran sekitar Rp 300 triliun.

Sementara, anggaran yang dianggarkan pemerintah di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai dukungan tidak lebih dari 7 persen.

Untuk mengatasi tingginya gap pembiayaan, pemerintah memutar otak untuk mendapatkan pendanaan dengan beragam skema pembiayaan.

Misalnya, melalui Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), ekuitas, pinjaman perbankan, penerbitan global bonds atau project bond, hingga sekuritisasi.

"Dengan adanya KPBU, misalnya, penghematan APBN bisa dibawa ke daerah lain yang membutuhkan government direct investment. Kemudian, pemilikan aset jalan tol tetap menjadi milik pemerintah. Jadi tidak mengalihkan aset," kata Basuki.

Sebelumnya, Rini mengatakan, biaya pembangunan Tol Trans-Sumatera yang tinggi memaksa pemerintah mencari alternatif di tengah percepatan pembangunan infrastruktur.

Salah upaya mendapat dana segar adalah dengan menjual tol yang sudah selesai dibangun, seperti Medan-Binjai.

"Kalau ekonomi bagus, lalu lintas harian (LHR) bisa bagus seperti Medan-Binjai, saat sudah tersambung semua. PT Hutama Karya (persero) akan kita dorong untuk menjualnya sehingga bisa membiayai Tol Padang-Pekanbaru," ujar Rini di Gerbang Tol Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (13/10/2017).

Pembangunan Tol Medan-Binjai ini berdasarkan penugasan kepada PT Hutama Karya (Persero). Perusahaan konstruksi pelat merah ini ditunjuk pemerintah untuk menggarap Tol Medan-Binjai dan sejumlah ruas di Tol Trans Sumatera lainnya.

Masalahnya, Tol Trans Sumatera masih memiliki LHR yang rendah berdasarkan studi sehingga kurang menguntungkan jika dilelang.

Meski demikian, Rini meyakini, jika tol sudah terbangun, ekonomi akan meningkat sehingga LHR juga terdongkrak.

"Kalau nilainya bagus, ada beberapa titik yang kami pikir ada bagusnya kalau dilepaskan karena kepemilikan Hutama Karya paling besar untuk Trans Sumatera," jelas Rini.

Terkait dana yang dibutuhkan untuk membangun Tol Padang-Pekanbaru, ia tidak menyebut secara persis. Namun, pembangunannya dinilai cukup mahal karena panjangnya berkisar 180 kilometer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harta Properti Gubernur Bengkulu, Tersangka Kasus Pemerasan dan Gratifikasi

Harta Properti Gubernur Bengkulu, Tersangka Kasus Pemerasan dan Gratifikasi

Berita
Hingga Awal November, 1,9 Juta Sertifikat Tanah Elektronik Diterbitkan

Hingga Awal November, 1,9 Juta Sertifikat Tanah Elektronik Diterbitkan

Berita
Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah secara 'Online'

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah secara "Online"

Berita
Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Berita
Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Berita
119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

Berita
Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan Saat Nataru

Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan Saat Nataru

Berita
Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Berita
'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

"Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau