Menurut Fary, dalam rentang waktu dua tahun terakhir ini, kuota yang dialokasikan oleh pemerintah pusat untuk pembangunan embung di NTT semakin berkurang.
Berkurangnya kuota itu, dimulai sejak 2015-2017, pasca pembangunan sejumlah bendungan besar di beberapa kabupaten di NTT.
"Kami dukung program pembangunan bendungan. Tetapi tentu tidak mengurangi jumlah pembangunan embung-embung, karena topografi dan geografi di NTT ini, sebenarnya lebih membutuhkan embung," tutur Fary.
Fary menjelaskan, sebelum tahun 2015, di seluruh NTT tiap tahunnya bisa mendapat jatah 100 unit embung.
Namun dengan adanya pembangunan tujuh bendungan besar, anggaran malah terkuras ke bendungan sehingga pembangunan embung sekarang tinggal 30 unit setiap tahunnya.
Fary mengatakan, NTT tidak hanya membutuhkan embung, juga tanggul pemecah ombak, baik di pantai dan sungai juga dikurangi.
"Kami berharap, pemerintah bisa memperhatikan hal ini. Karena banyak terjadi abrasi pantai," tutup Farry.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.