Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekaliber London Tetap Macet Saat Jam Sibuk, Bagaimana Jakarta?

Kompas.com - 17/11/2017, 23:46 WIB
Dani Prabowo

Penulis

Apa yang terjadi di London, menurut Yoga, sebenarnya juga dapat diterapkan di Jakarta. Sebagai kawasan urban terbesar kedua di Eropa setelah Paris, jumlah penduduk London memang tidak sebanyak Jakarta.

Berdasarkan data 2016, jumlah penduduk London hanya sekitar 8,7 juta. Sementara, dari catatan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil), jumlah warga Jakarta telah menembus angka 10,3 juta.

Dengan jumlah penduduk yang tinggi, memang variasi moda transportasi Jakarta belum sebanyak London. Ia pun menilai, langkah pemerintah membangun bermacam moda transportasi baru, sudah cukup tepat.

Namun yang jadi persoalan, bagaimana 'memaksa' masyarakat agar nantinya menggunakan moda transportasi itu saat telah beroperasi.

"Kita bukan lagi hidup di zaman Orba yang setiap imbauan diikuti. Jadi gimana, ya batasi saja langsung," cetus Yoga.

Di antaranya dengan membatasi penggunaan kendaraan pribadi, baik motor maupun mobil. Kebijakan ganjil genap, menurut dia, sudah cukup baik penerapannya.

Pagar tembok nyaris jebol kena baton LRT di MT Haryonostanly Pagar tembok nyaris jebol kena baton LRT di MT Haryono
Namun perlu ada terobosan lain, seperti membatasi lajur bagi kendaraan pribadi di jalan arteri, misalnya. Lajur yang dikurangi itu nantinya dapat dimanfaatkan bagi jalur pejalan kaki atau digunakan sebagai jalur khusus transportasi publik.

Ubah Paradigma

Hal lain yang perlu ditekankan yaitu masyarakat harus mengubah paradigma mereka dalam menggunakan moda transportasi.

Selama ini, menurut Yoga, masyarakat berpandangan bahwa sepeda motor merupakan solusi untuk menembus kemacetan Ibu Kota.

Tak ayal bila pertumbuhan kendaraan roda dua pun jauh lebih cepat dibandingkan kendaraan roda empat. Pertumbuhan kendaraan bermotor di Jakarta dan sekitarnya mencapai 12 persen per tahun.

Sampai akhir 2014, jumlah kendaraan bermotor di Jakarta sebanyak 17.523.967 unit, sebanyak 13.084.372 unit di antaranya merupakan kendaraan roda dua.

Suasana di dalam kereta London Midland tujuan Liverpool, Senin (11/7/2016).Indra Akuntono/kompas.com Suasana di dalam kereta London Midland tujuan Liverpool, Senin (11/7/2016).
Sementara, jumlah mobil pribadi sebanyak 3.226.009 unit, mobil barang 673.661 unit, bus 362.066 unit, dan kendaraan khusus 137.859 unit.

Namun, paradigma itu merupakan paradigma yang salah. Masyarakat seharusnya menyadari bahwa sarana transportasi publik dibangun dengan menggunakan uang rakyat yang berasal dari pungutan pajak.

Oleh karena itu, seharusnya sarana transportasi yang ada dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau