Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bahaya, Jika Generasi Milenial Tak Punya Keinginan Beli Rumah"

Kompas.com - 12/11/2017, 14:49 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Masyarakat cenderung mengikuti "apa kata media sosial". Sementara di satu sisi, media sosial dipenuhi kalangan the haves yang gemar mempertontonkan kegiatan mereka, mulai dari nongkrong di kafe, liburan, hingga bepergian ke tempat wisata.

Menurut laporan Bank Indonesia mengenai preferensi konsumen terhadap investasi berbentuk properti, memang turun 0,6 persen menjadi 22,5 persen selama bulan Oktober 2017 saja.

Sementara itu, sebanyak 65,9 persen konsumen menyatakan tidak memiliki rencana membeli atau membangun rumah dalam 12 mendatang. Angka ini naik dari sebelumnya 64,4 persen.

Sebaliknya, jumlah konsumen yang menyatakan adanya kemungkinan membeli atau membangun rumah menurun dari 29,1 persen menjadi 26,9 persen.

Harga rumah yang terus melambung

Baik Ferry maupun Untung mengakui, bagi generasi milenial selain masalah pendapatan yang naik hanya beberapa persen, harga properti yang terus melambung menjadi salah satu sebab utama lemahnya permintaan akan hunian. 

Colliers mencatat, pertumbuhan harga rata-rata apartemen di Jakarta sebesar 1 persen bila dibandingkan kuartal sebelumnya, dan 4,5 persen bila dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu.

Harga rata-rata apartemen di kawasan Central Business District Jakarta yaitu Rp 50,07 juta per meter persegi.

Di wilayah Jakarta Selatan tercatat Rp 37,7 juta per meter persegi. Adapun untuk area non primer senilai Rp 24,3 juta per meter persegi.

Ilustrasi KPRHARIAN KOMPAS/HERU SRI KUMORO Ilustrasi KPR
Sementara pertumbuhan harga rumah tapak minimal, menurut riset Rumah123 sekitar 15 persen hingga 20 persen di wilayah Jadebotabek.

Untuk diketahui, pendapatan rata-rata generasi milenial saat ini menurut riset Karir.com adalah Rp 6.072.111 per bulan.

Sedangkan untuk dapat mencicil rumah di Jakarta dengan harga termurah Rp 300 juta, dibutuhkan pendapatan minimal Rp 7,5 juta per bulan.

Sementara jika ditelusuri secara historis sejak 2009-2012 yang merupakan era ledakan (booming) properti, kenaikan harga rumah bisa mencapai 200 persen, atau 50 persen per tahun.

Untung memprediksi peningkatan harga rumah dalam lima tahun mendatang sekitar 150 persen, sementara kenaikan pendapatan hanya 60 persen dalam periode yang sama.

Dengan estimasi kenaikan minimal 20 persen per tahun, harga rumah yang saat ini dipatok Rp 300 juta akan menjadi Rp 750 juta.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com