JAKARTA, KompasProperti - Dua bendungan yang tengah dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) diyakini dapat menjadi upaya dalam mengendalikan banjir di DKI Jakarta.
Kedua bendungan tersebut yakni Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi, yang juga menjadi bendungan kering atau dry dam pertama yang dibangun di Indonesia.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Imam Santoso mengatakan, kedua bendungan ini nantinya tidak akan digunakan untuk kepentingan irigasi maupun air baku.
Ketika hujan turun, bendungan akan menampung air dan memperlambat aliran yang menuju Jakarta.
"Dan itu kira-kira 13 persen dari debit banjir Sungai Ciliwung. Kalau ditambah lagi dengan berfungsinya sudetan, dan normalisasi sungai maka risiko banjir yang terjadi bisa kita kurangi luasan dan dampaknya," kata Imam dalam keterangan tertulis, Selasa (7/11/2017).
Dua proyek itu dikerjakan oleh dua kontraktor berbeda. Kontrak Bendungan Ciawi yang ditandatangani pada 23 November 2016, digarap oleh SNVT PJSA Ciliwung Cisadane dan Abipraya-Sacna KSO.
Nilai kontrak proyek ini mencapai Rp 757,8 miliar dengan luas area genangan 29,22 hektar dan volume tampung 6,45 juta meter kubik.
Sementara, kontrak Bendungan Sukamahi yang ditandatangani pada 20 Desember 2016, digarap kontraktor Wijaya-Basuko KSO.
Bendungan senilai Rp 436,97 miliar itu memiliki daya tampung tampung 1,68 juta meter kubik dan luas area genangan 5,23 hektar. Kedua bendungan tersebut ditargetkan selesai konstruksinya pada tahun 2019.
Saat meninjau lokasi pada Senin (6/11/2017) laluu, Imam meminta, agar pekerjaan konstruksi kedua bendungan ini mengikuti sesuai instruksi Menteri PUPR.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.