Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resmi Beroperasi, Secanggih Apa MRT Malaysia?

Kompas.com - 26/07/2017, 19:00 WIB
Haris Prahara

Penulis

KompasProperti – Malaysia kini memiliki moda transportasi mass rapid transit (MRT). Infrastruktur itu diharapkan mampu memudahkan mobilitas warga Negeri Jiran sekaligus mengurai kemacetan.

Beroperasi secara penuh pada Senin (17/7/2017), MRT Malaysia melintasi 51 stasiun pemberhentian dari Sungai Buloh hingga Kajang. Sebanyak 58 kereta melayani jalur yang melintasi 31 stasiun pemberhentian itu.

Proyek yang menelan biaya 21 miliar ringgit atau Rp 65 triliun itu menjadi semacam ikon baru penyemai optimisme warga Malaysia.

Bahkan, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menggambarkan MRT Malaysia sebagai proyek infrastruktur kelas wahid.

Namun, apa daya besarnya antusiasme warga belum diimbangi dengan kepedulian untuk menjaga fasilitas publik.

Situasi di dalam kereta MRT MalaysiaYusof Mat Isa Situasi di dalam kereta MRT Malaysia
Baru seminggu beroperasi, media massa Malaysia ramai memberitakan rusaknya sejumlah fasilitas pendukung MRT Malaysia. Mulai dari goresan pada bangku stasiun, rusaknya toilet, dan lain sebagainya.

(Baca: Baru Seminggu Operasi, Fasilitas MRT Malaysia Mulai Rusak)

Terlepas dari segala kekurangan pada operasionalnya, sesungguhnya ada sejumlah hal menarik dari MRT Malaysia. Berikut informasinya seperti dilansir laman The Malay Mail:

1.  Rakitan Malaysia

Rangkaian kereta MRT yang disebut The Guiding Light dirancang oleh anak perusahaan BMW Group yaitu DesignworksUSA dan dirakit oleh Siemens. Proses perakitan dilakukan di dalam negeri, tepatnya di kawasan Rasa, Hulu Selangor.

Sebanyak 58 rangkaian kereta dibeli untuk jalur MRT Sungai Buloh-Kajang, dengan 42 rangkaian di antaranya dipakai untuk operasional sehari-hari.

Jumlah tersebut dianggap telah cukup untuk menjaga interval kedatangan kereta selama empat menit saat jam sibuk. Sementara sisanya digunakan sebagai kereta cadangan.

Direktur Proyek Lintas Sungai Buloh-Kajang MRT Corp, Marcus Karakashian mengatakan, waktu kedatangan antara masing-masing kereta (headway) dapat semakin cepat pada masa mendatang.

2.  Stasiun terdalam

Menurut MRT Corp Sdn Bhd, stasiun MRT Tun Razak Exchange (TRX) adalah stasiun terdalam dari 31 stasiun yang ada. Kedalaman stasiun ini mencapai 40 meter di bawah permukaan tanah atau setara dengan tinggi 13 lantai sebuah gedung!

Petugas tengah membersihkan eskalator stasiun MRT Bukit Bintang, MalaysiaChoo Choy May Petugas tengah membersihkan eskalator stasiun MRT Bukit Bintang, Malaysia
3.  Eskalator terpanjang

Sarana eskalator terpanjang sepanjang rute MRT Malaysia terletak di stasiun MRT Bukit Bintang, dengan panjang mencapai 20 meter. Angka itu mengalahkan eskalator stasiun Pusat Bandar Damansara yang panjangnya 17 meter.

Sebagai akibat terbatasnya ruang di sepanjang Jalan Bukit Bintang, MRT Corp menempuh teknik cukup sulit untuk membangun stasiun MRT Bukit Bintang. Itu dilakukan mengingat stasiun Bukit Bintang berada sekitar 28 meter di bawah permukaan tanah.

4.  Kecepatan kereta

Marcus mengatakan, kecepatan maksimum kereta otomatis dapat mencapai 98 kilometer per jam, terutama di antara stasiun MRT Surian dan Kota Damansara.

Menurut dia, kecepatan maksimum saat MRT Malaysia melaju pada jalur bawah tanah adalah sebesar 94 kilometer per jam, pada rute stasiun Tun Razak Exchange dan Cochrane.

Sementara itu, kereta umumnya akan melakukan perjalanan dengan kecepatan rata-rata sekitar 40 kilometer per jam, tergantung pada jarak antar-stasiun.

5.  Keselamatan

Pengelola MRT Malaysia tak ingin hanya mengutamakan kenyamanan dalam operasionalnya, tetapi juga aspek keamanan.

Untuk menjamin rasa aman penumpang, MRT Corp memasang lebih dari 3.500 kamera pengawas jarak jauh (CCTV) di 31 stasiun MRT, termasuk di eskalator, lift, dan jalur penghubung antar stasiun.

Petugas tengah mengamati layar pemantau stasiun MRT Malaysia Choo Choy May Petugas tengah mengamati layar pemantau stasiun MRT Malaysia
Pintu gerbang platform otomatis juga telah dipasang untuk mencegah penumpang MRT terjatuh ke rel atau tersengat aliran listrik dari rel.

"Idenya adalah benar-benar menghentikan orang mengakses jalur, ini terkait masalah keamanan. Tidak ada pengemudi di kereta MRT, jadi kami mesti memasang pintu platform otomatis," ungkap Marcus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau