KompasProperti – Malaysia kini memiliki moda transportasi mass rapid transit (MRT). Infrastruktur itu diharapkan mampu memudahkan mobilitas warga Negeri Jiran sekaligus mengurai kemacetan.
Beroperasi secara penuh pada Senin (17/7/2017), MRT Malaysia melintasi 51 stasiun pemberhentian dari Sungai Buloh hingga Kajang. Sebanyak 58 kereta melayani jalur yang melintasi 31 stasiun pemberhentian itu.
Proyek yang menelan biaya 21 miliar ringgit atau Rp 65 triliun itu menjadi semacam ikon baru penyemai optimisme warga Malaysia.
Bahkan, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menggambarkan MRT Malaysia sebagai proyek infrastruktur kelas wahid.
Namun, apa daya besarnya antusiasme warga belum diimbangi dengan kepedulian untuk menjaga fasilitas publik.
(Baca: Baru Seminggu Operasi, Fasilitas MRT Malaysia Mulai Rusak)
Terlepas dari segala kekurangan pada operasionalnya, sesungguhnya ada sejumlah hal menarik dari MRT Malaysia. Berikut informasinya seperti dilansir laman The Malay Mail:
1. Rakitan Malaysia
Rangkaian kereta MRT yang disebut The Guiding Light dirancang oleh anak perusahaan BMW Group yaitu DesignworksUSA dan dirakit oleh Siemens. Proses perakitan dilakukan di dalam negeri, tepatnya di kawasan Rasa, Hulu Selangor.
Sebanyak 58 rangkaian kereta dibeli untuk jalur MRT Sungai Buloh-Kajang, dengan 42 rangkaian di antaranya dipakai untuk operasional sehari-hari.
Jumlah tersebut dianggap telah cukup untuk menjaga interval kedatangan kereta selama empat menit saat jam sibuk. Sementara sisanya digunakan sebagai kereta cadangan.
Direktur Proyek Lintas Sungai Buloh-Kajang MRT Corp, Marcus Karakashian mengatakan, waktu kedatangan antara masing-masing kereta (headway) dapat semakin cepat pada masa mendatang.
2. Stasiun terdalam
Menurut MRT Corp Sdn Bhd, stasiun MRT Tun Razak Exchange (TRX) adalah stasiun terdalam dari 31 stasiun yang ada. Kedalaman stasiun ini mencapai 40 meter di bawah permukaan tanah atau setara dengan tinggi 13 lantai sebuah gedung!
Sarana eskalator terpanjang sepanjang rute MRT Malaysia terletak di stasiun MRT Bukit Bintang, dengan panjang mencapai 20 meter. Angka itu mengalahkan eskalator stasiun Pusat Bandar Damansara yang panjangnya 17 meter.
Sebagai akibat terbatasnya ruang di sepanjang Jalan Bukit Bintang, MRT Corp menempuh teknik cukup sulit untuk membangun stasiun MRT Bukit Bintang. Itu dilakukan mengingat stasiun Bukit Bintang berada sekitar 28 meter di bawah permukaan tanah.
4. Kecepatan kereta
Marcus mengatakan, kecepatan maksimum kereta otomatis dapat mencapai 98 kilometer per jam, terutama di antara stasiun MRT Surian dan Kota Damansara.
Menurut dia, kecepatan maksimum saat MRT Malaysia melaju pada jalur bawah tanah adalah sebesar 94 kilometer per jam, pada rute stasiun Tun Razak Exchange dan Cochrane.
Sementara itu, kereta umumnya akan melakukan perjalanan dengan kecepatan rata-rata sekitar 40 kilometer per jam, tergantung pada jarak antar-stasiun.
5. Keselamatan
Pengelola MRT Malaysia tak ingin hanya mengutamakan kenyamanan dalam operasionalnya, tetapi juga aspek keamanan.
Untuk menjamin rasa aman penumpang, MRT Corp memasang lebih dari 3.500 kamera pengawas jarak jauh (CCTV) di 31 stasiun MRT, termasuk di eskalator, lift, dan jalur penghubung antar stasiun.
"Idenya adalah benar-benar menghentikan orang mengakses jalur, ini terkait masalah keamanan. Tidak ada pengemudi di kereta MRT, jadi kami mesti memasang pintu platform otomatis," ungkap Marcus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.