Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menunggu Sentuhan Pemerintah Pusat di Bandara Malikussaleh

Kompas.com - 10/07/2017, 09:37 WIB
Masriadi

Penulis

LHOKSEUMAWE, KompasProperti - Sejumlah mobil terlihat berjejer di kompleks Bandara Malikussaleh di Desa Pinto Makmur, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, Minggu (9/7/2017).

Sebagian kendaraan roda empat itu terparkir di tanah kosong bersisian dengan bandara. Di tanah kosong itu pula banyak warga berdiri sembari melambaikan tangan pada penumpang yang hendak terbang.

Di sudut kiri bandara sebuah warung sederhana berdiri. Penumpang dan keluarganya duduk di kursi berbahan plastik yang ditempatkan hingga ke luar warung.

Beruntung ada pohon nan rimbun yang membuat warung itu sejuk. Pohon ini tak membuat warga gerah sembari menunggu jadwal penerbangan tiba.

Bandara ini sebelumnya milik PT Arun NGL, perusahaan pengolahan gas alam cair. Ketika perusahaan pelat merah itu tutup, aset tersebut diserahkan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Utara pada 16 Juni 2015 silam.

Namun, sejak fasilitas ini diserahkan kepada Pemkab Aceh Utara, belum ada perubahan signifikan. Hanya satu ruang bertambah dengan tulisan gerai "Dekranasda" di atasnya.

Kondisi bangunan lainnya masih utuh, macam ruang tunggu, dan dua ruang tunggu VIP, serta dua toilet masing-masing untuk pria dan wanita.

Kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu ke Aceh Utara ternyata tak membuat perubahan besar.

Saat itu, Jokowi berjanji membantu memperpanjang landasan pacu bandara. Sayangnya janji itu belum terealisasi.

"Padahl maket run way baru sudah ada. Lihat ini dia," sebut Kepala Bandara Malikussaleh, Miswan.

Namun, sambung Miswan, dia belum tahu kapan penambahan landasan pacu dan segala macam fasilitas pendukungnya itu dibangun.

"Mungkin tahun 2025," kata Miswan tertawa.

Sementara Kepala Dinas Perhubungan Aceh Utara, F Barli mengatakan tahun lalu pemerintah pusat telah menyerahkan surat pada Kementerian Perhubungan RI. Isinya menyerahkan aset itu di bawah pengelolaan kementerian.

"Itu kan sesuai arahan presiden. Kalau di bawah kementerian maka pengembangan bandara lebih cepat. Kalau kita kelola itu masih subsidi dari dana daerah yang terbatas," tutur Barli.

Pemkab Aceh Utara, sambung Badli, tak mampu mengelola bandara itu. Saban tahun, pemkab menyubsidi bandara itu sebesar Rp 1,7 miliar.

Sedangkan pendapatan dari fasilitas yang mengusung nama raja Kerajaan Samudera Pasai, Sultan Malikussaleh itu hanya Rp 500 juta. Artinya, Pemkab Aceh Utara merugi Rp 1,2 miliar per tahun.

Padahal, potensi penumpang dari dan menuju bandara itu terbilang padat. Rute Medan-Aceh Utara saat ini dilayani dua maskapai Garuda Indonesia dan Wings Air.

"Hanya hari Senin tak ada penerbangan ke mari. Selebihnya penuh selalu," terang Miswan.

Sementara itu, seorang pengguna jasa bandara Miswardi meminta agar pemerintah pusat segera meningkatkan kualitas bandara itu dalam pengembangan yang lebih baik.

"Salah satu cara membuka akses ke Aceh, ya lewat bandara. Ini penting untuk mengejar ketertinggalan Aceh," terangnya.

Dengan kondisi bandara seperti itu, tentu saja masyarakat belum bisa berharap banyak. Harap mafhum jika obyek wisata di Pemkab Aceh Utara pun masih minim kunjungan.

Tidak seperti di daerah lain, bandaranya bagus tingkat kunjungan wisata juga tinggi. Dampaknya, daerah tersebut dapat menggerakkan roda ekonominya lebih cepat.

Sebut saja Bandara Internasional Kuala Namu, di Sumatera Utara. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), per Januari hingga November 2016, bandara baru ini digunakan oleh tak kurang dari 3,32 juta penumpang.

Menurut AVP Podomoro City Deli Medan Yenti Lokat, kehadiran bandara baru tersebut membantu percepatan penjualan properti yang ditawarkan.

"Sangat signifikan. Tidak saja membuat apartemen kami cepat terserap pasar yang saat ini sudah mencapai 80 persen dari total 4 menara, juga membuat pasar properti di Medan secara umum tumbuh positif," jelas Yenti.

Contoh lain adalah Bandara Silangit yang akan ditingkatkan statusnya menjadi bandara internasional. 

Kehadiran bandara dengan kondisi yang lebih lengkap fasilitasnya ini telah membuat Danau Toba dan kawasan Tapanuli Utara menjadi destinasi wisata incaran para turis lokal dan mancanegara.

Baca: Tahun Ini Silangit Jadi Bandara Internasional 

Nah, saatnya menunggu pusat membenahi bandara Sultan Malikussaleh yang berada di tengah wilayah Aceh itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com