Sedangkan pendapatan dari fasilitas yang mengusung nama raja Kerajaan Samudera Pasai, Sultan Malikussaleh itu hanya Rp 500 juta. Artinya, Pemkab Aceh Utara merugi Rp 1,2 miliar per tahun.
Padahal, potensi penumpang dari dan menuju bandara itu terbilang padat. Rute Medan-Aceh Utara saat ini dilayani dua maskapai Garuda Indonesia dan Wings Air.
"Hanya hari Senin tak ada penerbangan ke mari. Selebihnya penuh selalu," terang Miswan.
Sementara itu, seorang pengguna jasa bandara Miswardi meminta agar pemerintah pusat segera meningkatkan kualitas bandara itu dalam pengembangan yang lebih baik.
"Salah satu cara membuka akses ke Aceh, ya lewat bandara. Ini penting untuk mengejar ketertinggalan Aceh," terangnya.
Dengan kondisi bandara seperti itu, tentu saja masyarakat belum bisa berharap banyak. Harap mafhum jika obyek wisata di Pemkab Aceh Utara pun masih minim kunjungan.
Tidak seperti di daerah lain, bandaranya bagus tingkat kunjungan wisata juga tinggi. Dampaknya, daerah tersebut dapat menggerakkan roda ekonominya lebih cepat.
Sebut saja Bandara Internasional Kuala Namu, di Sumatera Utara. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), per Januari hingga November 2016, bandara baru ini digunakan oleh tak kurang dari 3,32 juta penumpang.
Menurut AVP Podomoro City Deli Medan Yenti Lokat, kehadiran bandara baru tersebut membantu percepatan penjualan properti yang ditawarkan.
"Sangat signifikan. Tidak saja membuat apartemen kami cepat terserap pasar yang saat ini sudah mencapai 80 persen dari total 4 menara, juga membuat pasar properti di Medan secara umum tumbuh positif," jelas Yenti.
Contoh lain adalah Bandara Silangit yang akan ditingkatkan statusnya menjadi bandara internasional.
Kehadiran bandara dengan kondisi yang lebih lengkap fasilitasnya ini telah membuat Danau Toba dan kawasan Tapanuli Utara menjadi destinasi wisata incaran para turis lokal dan mancanegara.
Baca: Tahun Ini Silangit Jadi Bandara Internasional
Nah, saatnya menunggu pusat membenahi bandara Sultan Malikussaleh yang berada di tengah wilayah Aceh itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.