TANGERANG, KompasProperti - Pengembangan proyek properti skala jumbo, Meikarta, yang diinisiasi Lippo Group, telah mengundang beragam pendapat.
Ada yang pro dan mengapresiasi gagasan imperium bisnis milik Mochtar Riady tersebut, namun sebaliknya ada pula pihak yang kontra terhadap Meikarta.
Baca: Meikarta, Persaingan Dua Naga dan Lemahnya Peran Pemerintah
Satu di antara yang kontra dan menilai miring Meikarta adalah Ketua Umum Masyarakat infrastruktur Indonesia (MII) Harun Alrasyid Lubis.
Harun berpendapat, proyek seluas 500 hektar di timur Cikarang, Jawa Barat, ini bakal membuat Jalan Tol Jakarta-Cikampek menemukan equilibrium baru kemacetan pada level yang lebih tinggi.
Baca: Meikarta, Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek, dan Kebijakan yang Naif
"Akibatnya, tentu saja terjadi pemborosan sumber daya (resource), waktu yang tidak produktif, termasuk bahan bakar minyak (BBM) dan emisi polusi yang membengkak. Sebelum Mekarta pun, ini sudah jadi pemandangan sehari-hari," ujar Harun kepada KompasProperti, Rabu (28/6/2017).
Lippo Group bahkan menyebut seluruh proyek infrastruktur, baik eksisting maupun masih dalam pekerjaan, sebagai nilai tambah sekaligus nilai jual yang mendongkrak potensi investasi Meikarta.
Sebut saja, Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek atau Jakarta-Cikampek Elevated Toll, Kereta Cepat jakarta-Bandung, Light Rail Transit (LRT), dan juga Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu).
Namun, Harun menganggap jika Meikarta terbangun, dan seluruh proyek infrastruktur tersebut rampung, bencana lebih besar tak terhindarkan.
Jalan Tol Jakarta-Cikampek, kata Harun, akan menjadi pabrik karbon monoksida (CO) terbesar dunia.
Terhadap pendapat kontra tersebut, CEO Meikarta Ketut Budi Wijaya menanggapinya melalui perbincangan dengan KompasProperti, usai seremoni Halal Bihalal 1438 Hijriah di Lippo Village, Tangerang, Kamis (6/7/2017).
Ketut membantah Meikarta bakal menjadi biang kemacetan dan menimbulkan bencana lingkungan saat seluruh properti di dalamnya terbangun dan beroperasi.
"Sebelum ada Meikarta juga Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan jalan utama atau Jalan Nasional di koridor timur ini sudah macet," ujar dia.