Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya Furnitur, IKEA Mendulang Sukses dari Bisnis Restoran

Kompas.com - 19/04/2017, 13:48 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

STOCKHOLM, KompasProperti - Setahun setelah IKEA pertama dibuka di Swedia pada tahun 1958, pendiri Ingvar Kamprad menambah daya tarik yang kemudian digemari pembeli hari ini di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Daya tarik tersebut tak lain adalah restoran dengan menu ringan yang menampilkan sepaket makanan khas Skandinavia.

Selama 50 tahun ke depan, manajemen IKEA terus berpikir tentang restoran tersebut.

Baca: Lewat IKEA, Produk Indonesia Mendunia

“Kami selalu menyebutnya bakso yang terbaik untuk menjual sofa," kata Gerd Diewald, yang menjalankan restoran IKEA di Amerika Serikat.

Menurut dia, sulit untuk melakukan bisnis dengan keadaan pelanggan yang lapar. Ketika diberi makan, pelanggan tinggal lebih lama dan dapat berbicara tentang potensi pembelian. Pelanggan juga akan membuat keputusan tanpa meninggalkan toko.

Arimbi Ramadhiani Restoran IKEA Alam Sutera. Gambar diambil Senin, (30/1/2017).
Selama beberapa tahun terakhir, divisi makanan IKEA juga mencakup Food Market Swedia, di mana pelanggan dapat membeli makanan dalam toples untuk membuat versi menu restoran di rumah.

Dengan berfokus pada divisi ini, IKEA telah mengubah makanan menjadi salah satu segmen yang tumbuh paling cepat.

Perusahaan ini sekarang mempertimbangkan fase berikutnya dari yang sebelumnya menjadi pendapatan tak terduga ini, menuju perluasan kafe yang berdiri sendiri di pusat-pusat kota.

“Mungkin terdengar aneh, tapi ini hampir menjadi sesuatu yang tidak kita lihat,” kata Managing Director IKEA Food, Michael La Cour.

Ternyata bisnis utama barang-barang rumah IKEA begitu luas. Perusahaan ini berhasil mengumpulkan pendapatan 36,5 miliar dolar AS (Rp 486 triliun) pada tahun lalu.

Arimbi Ramadhiani Makanan di restoran IKEA
Di sektor makanan, IKEA membukukan penjualan tahunan sekitar 1,5 miliar dolar (Rp 20 triliun) pada 2013.

Tim La Cour tengah memeriksa setiap bagian dari bisnis makanan IKEA dan menerapkan jenis yang sama untuk bisnis furniturnya.

Memanfaatkan skalanya, tim ini berupaya merampingkan rantai pasokan, dengan bermitra bersama sebuah peternakan salmon yang berkelanjutan di Norwegia.

Ini juga diikuti dengan penandatanganan bersama penyedia kopi dan cokelat.

Upaya ini mampu mengurangi limbah sampai 30 persen, sejauh dalam uji lokasi dengan menerapkan alat analisis data yang menentukan secara lebih tepat berapa banyak makanan untuk dipersiapkan.

Menerapkan prinsip-prinsip inti perusahaan “desain demokrasi”, menu ditekankan supaya bentuknya elegan, kualitas tinggi, keberlanjutan, dan harga lebih rendah ketika meracik produk kuliner baru.

Arimbi Ramadhiani Suasana restoran IKEA Alam Sutera, Senin (30/1/2017).
Di AS, semua restoran IKEA telah diperbarui untuk mencerminkan bagaimana perusahaan tentang pemikiran baru soal makanan.

Restoran, yang biasanya dapat menampung 600 atau lebih pengunjung pada satu waktu, telah didekorasi ulang dengan zona disesuaikan berdasarkan kategori yang berbeda dari pembeli.

Kategori ini mulai dari keluarga dengan anak-anak sampai pasangan muda yang berniat membeli furnitur untuk apartemen pertama mereka.

Dalam satu area, pelanggan akan menemukan tempat yang nyaman yang dilengkapi dengan lounge kursi dan sofa.

Ini dilakukan untuk menyalurkan keramahan dan ditujukan untuk orang yang ingin menetap dengan kopi.

Ada bagian bermain anak-anak, dengan ruang makan sebelah untuk orang tua.

Ridwan Aji Pitoko/Kompas.com IKEA Business kategori perkantoran.
Selain itu, ada pula berbagai meja komunal besar, bersama dengan zona pribadi yang lebih kecil untuk pengalaman yang lebih halus.

“Semua kelompok demografis, kami membuat daerah yang tepat, hanya berdasarkan pada desain," kata Diewald.

Upaya ini telah meningkatkan penjualan makanan sekitar 8 persen per tahun sejak gebrakan inisiatif tersebut.

IKEA Food sekarang melayani sekitar 650 juta pengunjung setahun, di 48 negara di seluruh dunia sehingga menambahkan penjualan hingga 1,8 miliar dolar AS (Rp 24 triliun) pada 2016.

Agak mengejutkan, 30 persen dari pelanggan IKEA datang ke toko hanya untuk makan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com