Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enam Bangunan Ini Merevoulusi Industri Konstruksi (II)

Kompas.com - 07/03/2017, 11:34 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

Sumber WEFORUM

KompasProperti - World Economic Forum (WEF) telah membuat daftar enam gedung di dunia yang konstruksinya menerapkan inovasi terkait pemenuhan kebutuhan dunia menghadapi tantangan-tantangan industri, sosial, dan populasi.

Berikut ini bagian terakhir dari dua tulisan mengenai enam bangunan berkelanjutan seperti dikutip dari situs resmi WEF.

Bagian pertama bisa diklik di sini.

4. Kota vertikal

worldpropertychannel.com Pengunjung Burj Khalifa melonjak menjadi 1,87 juta orang.

Pada 2050 nanti, dua per tiga dari populasi global akan tinggal di area perkotaan. Di banyak pusat-pusat kota, akan ada banyak kekurangan ruang, lahan dan hunian.

Karena itu, rumah tapak bukanlah sebuah pilihan.

Alih-alih seperti itu, kota-kota membutuhkan hunian vertikal untuk mengakomodasi tempat tinggal masyarakatnya.

Untuk itu, ide desain di belakang penciptaan Burj Khalifa di Dubai yang kini populer sebagai destinasi pariwisata adalah pencakar langit modern terpadu dengan hotel, apartemen, dan ruang komersial.

Burj Khalifa menjadi segelintir bangunan multifungsi yang disebut sebagai kota vertikal.

Adapun realisasi visi tersebut untuk mengamankan dukungan dari pihak pemerintah, termasuk penguasa Dubai Sheikh Mohammed bin Rashid al Maktoum.

Selain itu, dibentuk kerja sama erat antara semua kontributor, dan penggunaan teknologi pre-fabrikasi untuk kecepatan konstruksi.

Hal ini juga pionir dalam penggunaan teknologi inovatif seperti crane yang mempu beroperasi sendiri membuat Burj Khalifa penuh dengan inovasi.

Burj Khalifa kini menjadi tempat swafoto paling populer nomor tiga di dunia setelah Menara Eiffel di Paris dan Disney World di Florida, AS.

5. Jembatan 3D

B-Panel Ilustrasi jembatan apung Cilacap

Muncul sebuah harapan bahwa sebuah jembatan penyeberangan baja yang dicetak di Amsterdam akan menunjukkan teknik manufaktur aditif atau pencetakan tiga dimensi (3D) dapat bekerja di luar laboratorium di dunia nyata.

Jembatan 3D ini bertujuan untuk menunjukkan adanya viabilitas teknologi dan potensi untuk industri konstruksi pada masa depan.

Selain itu juga untuk memberikan kontribusi pengembangan rantai pasok lebih kuat dan ketertarikan konsumen pada proyek pencetakan 3D pada skala ini.

Selain mempercepat waktu konstruksi, teknologi cetak 3D juga menawarkan manfaat secara lingkungan.

Teknologi yang diatur secara digital dari proses desain hingga fase produksi tidak menghasilkan limbah satu pun.

Penghematan bahan melalui optimalisasi bentuk juga berarti bahwa pencetakan 3D adalah teknologi yang sangat ramah lingkungan.

Jembatan ini dijadwalkan akan dicetak pada akhir tahun 2017 dan dipasang pada awal 2018.

6. Rumah cetak

Rumah cetak 3D yang tahan gempa 8 SR di Beijing, China.

Sementara itu, di China, Winsun adalah perintis pencetakan 3D skala besar. Pada 2014, Winsun berhasil mencetak rumah pertama dan kemudian menciptakan sebuah kompleks perumahan yang dicetak.

Sejak saat itu, Winsun juga telah menciptakan gedung perkantoran cetak 3D pertama di Dubai.

Jika dibandingkan dengan metode konstruksi tradisional, proses yang dimiliki Winsun lebih hemat 80 persen terhadap biaya konstruksinya dan 60 persen terhadap tenaga kerja serta limbah yang dihasilkan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com