Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adriansyah YS, Anak Muda di Balik Peta Transjakarta Koridor 13

Kompas.com - 13/02/2017, 21:49 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Pada 11 Februari 2017, sehari setelah debat ketiga Pilkada DKI Jakarta, Adriansyah Yasin Sulaeman mengunggah status di akun Facebook-nya.

Pada statusnya itu, dia menyinggung tentang peta jalur transjakarta koridor 13 yang digunakan calon gubernur nomor urut 3, Anies Baswedan, sebagai alat peraga.

Adriansyah menyayangkan Anies yang asal main comot peta tersebut tanpa meminta izin kepadanya terlebih dulu.

"Saya sendiri sebetulnya tidak masalah jika peta itu digunakan untuk publik karena memang tujuannya itu. Yang saya sayangkan peta itu digunakan tanpa izin untuk tujuan politis," tutur Adriansyah kepada KompasProperti, Senin (13/2/2017).

Padahal, untuk menyusun peta itu, anak muda kelahiran 27 Mei 1998 ini harus melakukan pengecekan (check), pengecekan ulang (recheck), dan juga pengecekan silang (cross check) data agar sesuai dengan yang ada di lapangan.

Prinsip dasar itu selalu dipegang karena Adriansyah ingin peta yang dibuatnya akurat, bermanfaat, dan bisa digunakan untuk publik.

Dia bisa seharian mengumpulkan data dan fakta di lapangan. Sementara untuk pembuatan petanya sendiri, Adriansyah mengaku hanya dalam hitungan jam.

Siapakah Adriansyah?

Mengenalnya lebih jauh seakan melihat sebuah buku yang terbuka. Dia senang berbagi informasi yang menyangkut kepentingan umum.

Adriansyah Yasin Sulaeman Calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tengah menggunakan alat peraga berupa peta Jalur Trans Jakarta Koridor 13 milik Adriansyah Yasin Sulaeman.
Adriansyah juga lekas akrab dengan orang yang baru mengenalnya. Pendek kata, pehobi jalan-jalan dan fotografi ini merupakan tipikal umum generasi milenial.

Tidak hanya melek gawai, juga khatam teknologi informasi (TI), serta aktif dalam berbagai kegiatan komunitas, terutama yang menyangkut transportasi, pembangunan urban, dan tata kota.

Karena itu, disiplin ilmu yang diambilnya di jenjang perguruan tinggi adalah International Spatial Development, NHTV Breda University of Applied Sciences.

Adriansyah juga merupakan "aktivis" Forum Diskusi Transportasi Jakarta (FDTJ). Sejak bergabung pada 2014, dia terhitung sangat aktif berkontribusi.

Hingga saat ini, Adriansyah telah menghasilkan lebih dari 50 peta jalur transportasi. Sebagian besar di antaranya dibuat sendiri, sedangkan sisanya hasil kolaborasi dengan teman FDTJ.

"Beberapa di antara peta itu ada juga yang merupakan hasil kerja sama dengan Institute for Transportation and Development Policy (ITDP Indonesia), dan PT Trans Jakarta (TJ)," akunya.

Adriansyah Yasin Sulaeman Peta Jalur Trans Jakarta Koridor 13 Kapten Tendean-Ciledug.
Nah, peta jalur transjakarta koridor 13 yang digunakan Anies itu sejatinya dia buat pada tahun 2015 lalu.

Ketika itu, proyek Jalan Layang Khusus Busway (JLKB) Ciledug-Kapten Tendean mulai tersiar di media. Hanya sosialisasinya tidak maksimal.

Adriansyah pun terdorong untuk membuat peta itu. Menurut dia, informasi yang penting seperti ini malah tidak disosialisasikan betul-betul oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

"Datanya saya cari melalui informasi di media atau pun yang bisa saya dapatkan melalui media sosial Pemprov DKI Jakarta," kisah dia.

Sementara mengenai keterlibatannya dengan ITDP Indonesia dan PT Trans Jakarta berawal saat membuat peta bus tingkat Jakarta bersama FDTJ pada Maret 2016 lalu.

Merekalah yang kemudian menempelkan peta-peta tersebut di setiap halte seluruh jakarta yang ramai pengguna.

"Waktu itu informasi untuk wisata sangat minim. Kami termotivasi untuk melakukan hal itu. Ternyata aksi kami diperhatikan PT Trans Jakarta. Semenjak itu, saya kerap diminta bantuan untuk membuat peta-peta transjakarta," kenang Adriansyah.

Adriansyah Yasin Sulaeman Relawan Forum Diskusi Transportasi Jakarta (FDTJ) tengah menempel peta Bus Tingkat Jakarta di halte-halte bus seluruh Jakarta.
Dalam proses kreatifnya membuat peta, Adriansyah selalu menekankan kesederhanaan, kejelasan, dan kelengkapan konten.

Ini dilakukan agar publik mudah membaca dan memahami peta yang dibuat. Termasuk melalui typeface yang juga mudah dibaca, diagram yang menarik, serta informasi-informasi tambahan yang memudahkan penumpang untuk memilih moda seperti jam operasional ataupun tarif bus.

Dia mengaku, selama bekerja sama dengan transjakarta tidak menerima apa pun, hanya sebagai relawan. Sementara dengan ITDP Indonesia, kompensasi yang didapatnya adalah sebagai pekerja magang.

Kini, dia dan dua temannya di FDTJ, Fagra Hanif, dan Maulana Ichsan, sedang menyusun peta transportasi berbasis rel, dan bus rapid transit (BRT) Jadebotabek.

Termasuk di dalamnya transjakarta, trans-Kota Tangerang, trans-Anggrek, dan trans-Pakuan.

"Setiap bulannya kami perbarui dengan infromasi rute baru yang kami survei sendiri. Peta BRT Jadebotabek akan kami rilis pada 17 Februari 2017," ungkap dia seraya menambahkan bahwa dirinya dan Fagra juga tengah mengembangkan sistem penomoran rute transjakarta dan desain signage baru. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com