Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Belanja Gaya Hidup di Mal-mal Jakarta

Kompas.com - 03/02/2017, 15:13 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Tentu penilaian yang melekat pada mereka yang datang ke tempat-tempat tersebut adalah terkait prestise, kebanggaan, dan status sosial.

Wabah belanja gaya hidup ini juga "menyerang" kalangan menengah-menengah, dan menengah ke bawah. Tengok saja di mal-mal yang masuk kategori ini, lautan manusia terlihat hampir setiap hari.

Jumat-Sabtu-Minggu adalah saat-saat pemandangan antrean di restoran, kafe, dan juga bioskop menjadi sesuatu yang lumrah.

Direktur Pakuwon Group, pengelola Mal Kota Kasablanka, Gandaria City, dan Plaza Blok M, A Stefanus Ridwan mengungkapkan, setiap hari mal kelolaannya tak pernah sepi pengunjung.

"Saat hari kerja atau weekdays, jumlah kunjungan sekitar 80.000 hingga 100.000 orang. Sementara saat akhir pekan bisa menyentuh 150.000 orang. Semua orang makan, minum, nonton, ketemu orang, arisan di mal," papar Stefanus.

Menurut riset JLL Indonesia, kebutuhan gaya hidup ini masih akan menjadi daya tarik utama, dan fokus perhatian para pengembang dan pengelola pusat belanja hingga beberapa tahun ke depan.

"Permintaan sektor makanan, dan minuman atau food and beverage (F and B), serta fast fashion, masih menjadi daya tarik utama bagi konsumen untuk menghabiskan waktu di pusat perbelanjaan," beber Head of Retail JLL Indonesia James Austen.

"Strong demand"

Riset JLL Indonesia mengungkapkan, selain F and B dan fast fashion, permintaan yang semakin menguat juga berasal dari bisnis kosmetik, dan hiburan.

shutterstock Ilustrasi.
Permintaan yang mengerucut ini berpengaruh terhadap eskalasi pasokan pusat belanja baru. Setiap tahun sejak moratorium diberlakukan secara tidak resmi pada 2011 lalu, pasokan pusat belanja tidak sefantastis tahun-tahun sebelumnya.

Apalagi pusat belanja mewah, dan elite. Hingga kuartal IV-2016, tak ada pasokan baru pusat belanja kelas ini.

Sementara secara umum, pusat belanja eksisting di Jakarta seluas 2,88 juta meter persegi dengan tingkat okupansi mencapai 89 persen.

Adapun rata-rata harga sewa dasar pusat belanja di Jakarta saat ini berada pada angka Rp 489.717 per meter persegi per bulan di luar biaya servis yang mencapai Rp 113.960 per meter persegi per bulan.

Ke depan, hingga 2021, JLL Indonesia mencatat, akan ada tambahan pusat belanja baru seluas 0,14 juta meter persegi.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com