Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melongok Plaza Mebel, Tempat SBY Belanja Furnitur

Kompas.com - 31/01/2017, 18:36 WIB
Lidwina Hanna Ratna Maharrini

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Sebelum toko furnitur internasional digandrungi warga Jakarta dan sekitarnya, sepanjang Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan, adalah salah pusat furnitur terlengkap.

Toko furnitur, mulai dari lemari, tempat tidur, meja makan, sampai aksesori untuk rumah berderet di sana.

Plaza Mebel merupakan pelopor dan primadonanya. Pusat perabotan rumah yang berdiri sejak 5 Februari 1990 ini, diklaim terbesar pada zamannya.

Layaknya mal, pusat furnitur ini terdiri dari 108 toko yang menjual produk furnitur dengan berbagai merek.

Selasa (31/1/2017) pagi, KompasProperti berkunjung ke sana dan mengamati bahwa toko-toko di dalamnya menyediakan furnitur dengan bermacam-macam gaya, seperti classic european, vintage, shabby chic, mediterranean, minimalis, sampai industrialis.

Menurut Managing Director Retail FARPOINT (pengelola Plaza Mebel) Percy Marimba, 80 persen penyewa merupakan produsen furnitur lokal.

Di mata warga Jakarta generasi baby boomers, Plaza Mebel dipercaya sebagai pemasok furnitur berkualitas dan sangat beragam.

Bahkan, Presiden ke-6 Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun pernah berbelanja di sini.

“Kalau tidak salah untuk mengisi rumahnya yang di Cikeas. Waktu itu Paspampres-nya ambil di toko ini,” cerita Percy sambil menunjuk ke toko Duke’s yang terletak di lantai 2 Plaza Mebel. Toko tersebut menjual furnitur bergaya Eropa klasik.

Lidwina Maharrini Salah satu furnitur yang tersedia di toko New Samudra, lantai 2 Plaza Mebel, Fatmawati, Jakarta Selatan.
Kendati terlengkap dan terbesar, ketenaran Plaza Mebel tak berlangsung lama. Popularitasnya tenggelam oleh toko furnitur modern yang semakin menjamur di Jakarta dan kota satelit lainnya.

Keberadaan peritel furnitur baru ini lebih unggul karena membawa label internasional. Tidak bisa dimungkiri, masyarakat Indonesia kadang meyakini produk luar punya mutu, dan gengsi lebih bagus ketimbang buatan lokal.

Meski begitu, pelanggan loyal, diakui Percy, masih tetap ada. Menggaet konsumen baru pun terasa cukup sulit.

Pasalnya, saat ini orang-orang Jakarta modern lebih kenal toko furnitur internasional, lalu lupa bahwa ada pelopor toko furnitur yang masih berdiri kokoh di kawasan Fatmawati.

Mulai berbenah

Tak mengherankan jika warga Jakarta lebih memilih toko furnitur modern. Dari segi bangunan, Plaza Mebel memang tampak jadul alias kuno.

Baik fasad maupun interior gedung, semuanya merepresentasikan pusat perbelanjaan era 1990-an.

Percy mengakui, bangunan Plaza Mebel memang tak mengalami banyak perubahan sejak didirikan lebih dari dua dekade lalu.

“Kalau dari segi tampilan, hanya kami cat saja bagian depannya dengan warna kuning dengan harapan akan terlihat lebih fresh,” tutur Percy.

Ia menyadari pusat furnitur yang menyasar kalangan menengah dan menengah ke atas berusia 35 tahun lebih ini memang harus dibenahi agar dapat eksis di tengah bertumbuhnya sejumlah kompetitor dari dalam maupun luar negeri.

Plaza yang mencakup lima lantai ini, berdiri di atas lahan seluas 10.000 meter persegi. Lahan yang luas, menurut Percy, adalah sebuah potensi.

Saat ini, pengelola Plaza Mebel menambah fasilitas untuk makan dan minum dengan memanfaatkan area yang kosong di bagian depan.

“Kami memanfaatkannya untuk fasilitas food & beverage, berupa kedai J.CO dan BreadTalk. Ini cukup meningkatkan awareness masyarakat terhadap Plaza Mebel. Karena jadi cukup banyak yang nongkrong  dan duduk-duduk di sini, lalu akhirnya masuk lihat-lihat furnitur di dalam,” tutur Percy.

Di samping itu, Plaza Mebel juga kini mulai merambah segmen pasar anak muda berusia 20 tahun sampai 35 tahun.

Menurut Percy, saat ini konsumen furnitur di Jakarta didominasi oleh anak muda atau pasangan muda yang mencari aksesori dan perabotan untuk mendekorasi huniannya.

“Kami ciptakan Lokalivin’, sebuah space yang menghadirkan aksesoris buatan pengrajin lokal. Karakter produknya sangat pas buat anak muda, modern, unik, dan ekspresif. Semuanya juga handcraft, jadi kami rasa ini keunggulan yang kami harap dapat menarik minat konsumen muda,” ujar Percy.

Lidwina Maharrini Plaza Mebel menggaet konsumen muda dengan mendirikan Lokalivin. Area ini menjual produk-produk bergaya modern, unik, dan ekspresif, karya pengrajin lokal dari pulau Jawa dan Bali.

Lidwina Maharrini Lokalivin Plaza Mebel
Meski berdiri sebagai pusat furnitur lawas di tengah modernisasi kota, Percy meyakini, Plaza Mebel punya tiga keunggulan utama yang harus dipertahankan.

Keunggulan itu berupa pilihan style atau gaya furnitur yang sangat beragam, sistem customize dari setiap peritel yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen, dan dominasi produk lokal.

Satu hal lain yang tak kalah menarik, Plaza Mebel ini dirancang dengan konsep one stop shopping.

"Misalkan Anda datang dengan kendaraan, tinggal parkir di lahan kami, lalu bisa pilih dan beli furnitur yang berbeda-beda di satu kawasan ini. Ada banyak sekali toko dan pilihan furnitur di sini,” papar Percy.

Ia berharap pengembangan Plaza Mebel bakal selesai sebelum proyek MRT Jakarta beroperasi.

Kata Percy, pengoperasian MRT Jakarta akan memberi keuntungan baru buat Plaza Mebel. Sebab, Plaza Mebel hanya berjarak 10 meter dari Stasiun MRT Haji Nawi.

“Jadi kami harap setelah MRT selesai Plaza Mebel dengan pengembangan baru akan semakin ramai pengunjung,” tutup Percy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com