Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serbuan Pengembang China ke Indonesia karena Faktor Ini...

Kompas.com - 09/01/2017, 14:54 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Berlomba-lombanya para pengembang dan investor China masuk pasar properti Indonesia tentu bukan tanpa alasan.

Di antaranya adalah faktor memburu keuntungan, serta menancapkan pengaruh dan reputasi. Selain itu, secara fundamental, China dan Indonesia sejatinya punya banyak kesamaan.

Baca: Ekspansi Pengembang China

Menurut CEO Leads Property Indonesia Hendra Hartono, kesamaan itu tecermin dari jumlah dan kepadatan populasi.

"Dari segi ini, kedua negara punya kesamaan, terutama di greater Jakarta atau Jadebotabek," ujar Hendra kepada Kompas.com, Senin (9/1/2017). 

Kemudian, lanjut Hendra, terpilihnya China untuk membangun infrastruktur transportasi kereta cepat Jakarta-Bandung sangat memengaruhi tingkat keyakinan pengembang properti Negeri Tirai Bambu itu menggarap pasar Indonesia.

Hal ini, kata Hendra, sekaligus menunjukkan bahwa ada korelasi erat antara pembangunan infrastruktur untuk transportasi publik dan pengembangan properti.

Faktor selanjutnya adalah fakta bahwa kondisi pasar properti China sedang melambat (slow down).

Di China, bisnis properti memang sedang melambat, sebagaimana hasil riset Biro Statistik Nasional. Volume penjualan rumah terus menunjukkan tanda-tanda penurunan.

Pada bulan Oktober 2016 saja, kenaikan penjualan bidang properti hanya 26,4 persen atau melambat dari bulan sebelumnya, September, yang mencatat pertumbuhan 34 persen.

Penjualan properti berdasarkan luas lantai dalam 10 bulan pertama juga turun menjadi 26,8 persen, dari sebelumnya 26,9 persen.

Pasokan yang berlebih di kota-kota lapis kedua menyebabkan penurunan penjualan lebih signifikan pada bulan lalu dibandingkan dengan kota-kota tier satu.

Kendati demikian, para pengembang China ini dituntut harus tetap berproduksi. Karena itu, mereka memilih Indonesia yang sangat potensial untuk mendukung rencana strategisnya.

"Satu lagi, untuk pendanaan pembangunan, bunga kredit konstruksi di China jauh lebih rendah daripada Indonesia," kata Hendra.

Tak mengherankan jika mereka berani membawa dana triliunan rupiah, belanja modal untuk membeli lahan secara kontan, ataupun belanja modal sumber daya manusia.

Adapun investor China teranyar yang masuk pasar properti Indonesia adalah Wuzhou Investment Group. Melalui tentakelnya, PT Sindeli Propertindo Abadi, mereka membesut pengembangan Jakarta Living Star di Jalanl Lapangan Tembak, Cibubur, Jakarta Timur.

Di atas lahan seluas 4,8 hektar, Wuzhou akan mendirikan 3.700 unit apartemen dalam 6 menara, lengkap dengan pusat belanja 3.000 meter persegi, dan hotel. 

Nilai investasinya sekitar 150 juta dollar AS atau Rp 2,002 triliun untuk pengembangan selama empat tahun ke depan.

Sebelumnya ada Hongkong Land, China Sonangol Land, Kingland Group, CCCG, Shenzen Yantian Port Group Co Ltd, dan Country Garden Holdings Co Ltd.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com