Mengingat suhu panas di UEA, orang-orang akan salah paham menganggap es batu di bagian tengah gedung telah mencair.
Menurut aristeknya, fasad berupa piksel-piksel reflektif akan membuat kubus terlihat penuh pada siang hari.
Namun, ketika malam kubus tersebut melakukan dematerialisasi sehingga secara khusus mengisi kekosongan di tengah dengan banjiran cahaya.
4. Technology, Entertainment & Knowledge Center (Taipei, Taiwan)
Arsitek asal Denmark Bjarke Ingels mengajukan rancangan kubus besar ini untuk bangunan Technology, Entertainment & Knowledge Center (TEK) di Taipei.
Bermacam lubang kosong merupakan titik masuk dan titik pandang untuk pejalan kaki yang bisa masuk melalui gedung menggunakan tangga internal dari lantai dasar ke taman atap.
Di dalam kubus, para pejalan kaki dan karyawan akan berjalan melewati kantor, toko, ruang pameran, ruang hotel, ruang konferensi, dan area eksibis.
Pada atap kubus, sebuah lintasan diperluas membentuk area publik informal yang besar dan semua restoran di lantai griya tawang dibuat terbuka.
"Hal itu menciptakan titik berkumpul alami bagi remaja-remaja Taipei untuk berkumpul dan melakukan kegiatan informal lainnya," kata Bjarke.