KOMPAS.com - Para arsitek tahu betul bahwa sebuah lubang tak selamanya identik dengan kekosongan.
Sebuah ruang kosong pada struktur bangunan bisa menciptakan jalan masuk cahaya, memberikan pengalaman berbeda bagi yang berada di dalam, dan memengaruhi kecocokan bangunan dengan lingkungan sekitarnya.
Dari bangunan serupa es batu raksasa hingga berbentuk seperti koin telah membuat para arsitek tertarik merancang bangunan-bangun dengan struktur kosong di beberapa bagiannya.
Berikut ini 11 bangunan dengan sebagian struktur kosong yang melengkapinya.
1. Axel Springer HQ (Berlin, Jerman)
Para arsitek di Buro Ole Scheeren mengajukan rancangan ini untuk markas baru Axel Springer yang merupakan firma mulitimedia terbesar di Eropa.
Ruang terbuka piksel menunjukkan komitmen mereka kepada klien terhadap transparansi.
Di bagian inti gedung ini terdapat celah kosong skala perkotaan yang menggambarkan sebuah sumbu visual antara Barat dan Timur serta memiliki konsep menyatukan dua sisi yang ada.
"Selain itu gedung ini juga sebagai simbol transparansi dan kesadaran historis," tulis para arsitek dalam deskripsi proyeknya.
2. Poro City (Mumbai, India)
Poro City yang dirancang oleh para arsitek dari Khushalani Associates pada 2015 lalu merupakan rencana merestrukturasi lingkungan padat penduduk di Dharavi, Mumbai, salah satu kawasan kumuh terbesar di dunia.
Struktur piramida dalam desain digambarkan para arsiteknya sebagai "integrasi kota tiga dimensi" yang ada di atas lahan seluas 216 hektar dan mampu mengakomodasi sekitar 376.000 orang dan 5.000 bisnis.
Konsep ini juga menawarkan ruang terbuka publik, sekolah, taman, dan rumah sakit. Alam terbuka yang berasal dari 'lubang' bangunan membiarkan kubikel-kubikel berbeda untuk mengisi atau menambahkan jika nanti ada ruang kosong baru.
3. Opus Office Tower (Dubai, Uni Emirat Arab)
Bangunan yang dirancang mendiang Zaha Hadid ini akan terdiri dari dua struktur ketika selesai nanti dan dikonsepsikan sebagai sebuah kubus tunggal yang terkikis oleh bentuk bebas kekosongan.
Mengingat suhu panas di UEA, orang-orang akan salah paham menganggap es batu di bagian tengah gedung telah mencair.
Menurut aristeknya, fasad berupa piksel-piksel reflektif akan membuat kubus terlihat penuh pada siang hari.
Namun, ketika malam kubus tersebut melakukan dematerialisasi sehingga secara khusus mengisi kekosongan di tengah dengan banjiran cahaya.
4. Technology, Entertainment & Knowledge Center (Taipei, Taiwan)
Arsitek asal Denmark Bjarke Ingels mengajukan rancangan kubus besar ini untuk bangunan Technology, Entertainment & Knowledge Center (TEK) di Taipei.
Bermacam lubang kosong merupakan titik masuk dan titik pandang untuk pejalan kaki yang bisa masuk melalui gedung menggunakan tangga internal dari lantai dasar ke taman atap.
Di dalam kubus, para pejalan kaki dan karyawan akan berjalan melewati kantor, toko, ruang pameran, ruang hotel, ruang konferensi, dan area eksibis.
Pada atap kubus, sebuah lintasan diperluas membentuk area publik informal yang besar dan semua restoran di lantai griya tawang dibuat terbuka.
"Hal itu menciptakan titik berkumpul alami bagi remaja-remaja Taipei untuk berkumpul dan melakukan kegiatan informal lainnya," kata Bjarke.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.