Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Peringkat Ke-7 Proyeksi Investasi Properti Asia

Kompas.com - 02/12/2016, 13:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

Sumber Bloomberg

KOMPAS.com - Sebuah survei telah menempatkan Jakarta di peringkat ke-7 dari 10 kota di Asia dalam proyeksi investasi pasar properti paling menarik 2017.

Namun, posisi tersebut turun satu peringkat dibandingkan proyeksi tahun ini, saat Jakarta berada di tempat ke-6.

Survei yang disusun oleh Urban Land Institute dengan masukan dari PricewaterhouseCoopers (PwC) LLP menuliskan, meski suku bunga tetap, proyeksi investasi properti di Jakarta belum membaik.

Masalahnya, ada sejumlah besar kelebihan pasokan di sektor perkantoran, karena permintaan menurun dari perusahaan minyak dan gas sejalan dengan penurunan harga sumber daya. Secara kumulatif, ini menyebabkan melonjaknya tingkat kekosongan.

"Harga sewanya telah jatuh 50 persen di beberapa bangunan premium, " tulis survei tersebut.

Masalah yang lebih besar lagi adalah tidak adanya transaksi nyata. Dengan demikian, saat ini merupakan saat menunggu hingga kondisi pulih kembali.

"Tapi, jika Anda berada di lokasi yang baik, Anda akan baik-baik saja dalam jangka panjang," kata survei tersebut.

India peringkat teratas

Sementara India menjadi negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi tercepat. Survei ini telah menempatkan Bangalore dan Mumbai sebagai kota teratas dan memimpin 22 kota lainnya di pasar Asia pada tahun depan.

Kenaikan ini sangat pesat mengingat kedua kota di India tersebut berada di peringkat 12 dan 13 tahun ini.

Dalam survei tersebut, ledakan business process outsourcing atau BPO, dan perusahaan IT menjadi faktor pendorong permintaan untuk ruang kantor baru di India.

"Ada sedikit keraguan bahwa melayani untuk kebutuhan ekspansi industri BPO India telah memberikan keuntungan besar untuk investor yang tiba lebih awal di sana. Namun ini tetap menjadi cerita yang menarik," menurut laporan yang meringkas temuan survei.

Survei ini dilakukan sebelum pemerintah India pada 8 November mengumumkan rencana untuk memo 86 persen dari catatan mata uang yang beredar.

PwC tidak mengatakan apakah rencana tersebut mungkin memiliki efek pada pasar properti.

Kejatuhan Tokyo

Adapun Tokyo jatuh dari tempat pertama di 2016 ke posisi ke-12 untuk tahun depan. Hal tersebut merupakan refleksi dari ketidakpuasan pada efek Abenomics dengan pasar yang stagnan dalam waktu lama.

Penurunan prospek ekonomi menyakiti prospek jangka pendek untuk pertumbuhan sewa kantor, meskipun tingkat kekosongan rendah. Suku bunga negatif juga menjadi faktor, karena menyebabkan kurangnya keinginan penjual.

Badai sempurna pasar properti Singapura

Singapura, yang berada di peringkat pertama dalam survei tahun 2011 dan 2012, jatuh ke-21 untuk tahun depan, turun dari 11 di tahun ini. PwC menyebut ini sebagai "badai sempurna" untuk pasar properti Singapura.

Pasalnya selama 12 kuartal berturut-turut Singapura mengalami penurunan harga di pasar perumahan, serta ekonomi yang berkontraksi pada kuartal ketiga.

Pemerintah Singapura telah teguh dalam komitmennya untuk mendinginkan pasar perumahan dan mempertahankan pembatasan properti sejak 2009.

Peringkat ketiga dalam survei tersebut diisi oleh Manila, Filipina yang pada tahun ini berada di peringkat 8. Selanjutnya, di peringkat ke empat ada Ho Chi Minh City, Vietnam yang sebelumnya berada di peringkat 5.

Peningkatan drastis juga terjadi pada Shanghai yang sebelumnya berada di peringkat 18, tahun depan ada di peringkat 5. Berturut-turut di peringkat 6-10 yakni Shanghai, Jakarta, Bangkok, Sydney dan Guangzhou.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com