Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menata Kembali "Daya Jual" Kemang

Kompas.com - 17/11/2016, 12:01 WIB
M Latief

Penulis

KOMPAS.com - Berbagai upaya sudah dilakukan Pemprov DKI Jakarta untuk kembali menata kawasan Kemang. Sebagai salah satu kawasan primadona di Jakarta, Kemang tak seharusnya punya citra buruk, terutama akibat banjir yang pernah melanda beberapa bulan lalu.

Lingkungan hijau dan nyaman menjadi alasan Kemang banyak dipilih Warga Negara Asing (WNA) atau ekspatriat sebagai tempat bermukim. Kawasan ini bukan hanya dikenal baik oleh masyarakat lokal, tapi juga internasional berkat nilai lebihnya dari sisi hunian, kuliner, hiburan, maupun bisnis.

Tak heran, menurut data portal properti global Lamudi, harga apartemen di pusat area Kemang pada tengah tahun (April 2016) lalu saja sudah mencapai 190.000 dollar AS dengan tiga kamar tidur. Untuk harga sewanya dengan ukuran sama mencapai 6,782 dollar AS per bulan.

Sementara itu, harga rumah dengan empat kamar tidur dengan luas 350 meter persegi
mencapai 1,6 juta dollar AS dan dengan harga sewanya mencapai 55.000 dollar AS per tahun.

Manajer Penjualan dan Pemasaran Synthesis Residence Kemang, Imron Rosyadi, pun mengamini bahwa Kemang dikenal sebagai kawasan yang mengangkat heritage Indonesia. Semakin banyaknya butik maupun galeri seni berupa bangunan khas Indonesia, kawasan ini sepintas bak "Indonesia kecil".

"Berdasarkan hal itu, semua pihak perlu ikut serta menata kawasan Kemang dan sekitarnya, sekaligus membenahi segala tantangan yang ada, mulai dari lalu lintas, pedestrian dan lain-lainnya," ujar Imron, Rabu (17/11/2016).

Imron mengatakan, upaya "penyelamatan" Kemang tidak akan berhasil tanpa peran serta warga ibu kota. Kesadaran masyarakat tetap diperlukan untuk menjaga kawasan ini tetap menjadi Kemang yang nyaman dan bersahabat.

"Itu perlu, supaya faktor-faktor yang bikin unggul Kemang tidak meredup, seperti lokasi yang strategis, dekat pusat kota, dan segala kebutuhan mudah didapat. Dengan beginilah minat para pebisnis menggarap Kemang tetap tinggi, sejalan dengan minat masyarakat untuk tinggal di daerah ini," kata Imron.

Upaya menangkap gairah investor tersebut sejalan dengan dukungan kebijakan pemerintah untuk mendorong industri properti agar terus menopang ekonomi nasional. Bertumbuhnya sektor properti dinilai dapat menggerakkan industri terkait.

Ketua Umum DPP REI, Eddy Hussy, bahkan pernah memperkirakan pada 2017 sektor properti dapat tumbuh berkisar 12 persen hingga 15 persen. Salah satu pemicunya adalah program pengampunan pajak (tax amnesty) yang digulirkan pemerintah.

"Diharapkan dana yang sudah di deklarasi oleh wajib pajak bisa diinvestasikan ke properti," jelas Eddy Hussy.

Pengembang properti berharap dana yang sudah dideklarasikan oleh wajib pajak dalam program tax amnesty bisa diinvestasikan ke properti. Di sisi lain, dana dari program itu akan digunakan pemerintah untuk melanjutkan pembangunan. 

"Dana tersebut tentunya perlu mencari instrumen investasi yang baru. Properti bisa menjadi salah satu alternatif terbaik sebagai instrumen investasi," papar Eddy Hussy.

Mereduksi banjir

Sebelumnya, sejak banjir besar melanda sebagian kawasan Kemang beberapa waktu lalu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta segera membenahi kawasan elit tersebut. Berbagai langkah "penyelamatan" langsung digelar dengan prioritas utamanya adalah normalisasi Kali Krukut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Berita
[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Situbondo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Situbondo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jombang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jombang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Pulang Dinas dari AS, AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Pulang Dinas dari AS, AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sampang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sampang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Trenggalek: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Trenggalek: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumenep: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumenep: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bondowoso: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bondowoso: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com