Konsep 4 H ini memang terimplementasi dengan begitu baik di keenam proyek yang Kompas.com kunjungi, yakni Xi Xi Cheng Yuan, Taohuayuan, Taoli Chunfeng, Young City, Liu Xiang Yuan, dan Shanghai Bund House.
Di Xi Xi Cheng Yuan, misalnya. Sesuai namanya, deretan apartemen ketinggian rendah yakni 13 lantai, dikelilingi kebun dan taman yang ditata apik dan terawat dengan baik.
Bahkan, di setiap sudut taman, terdapat pet house atau rumah untuk binatang peliharaan yang berisi plastik-plastik hitam.
Plastik ini bisa digunakan oleh penghuni apartemen agar binatang peliharaan mereka tidak membuang kotoran sembarangan.
Sementara itu, dari segi arsitektural, apartemen ini penuh dengan bukaan, selain tembok berselubung granit.
Bukaan tersebut direpresentasikan oleh jendela kaca yang besar, sehingga memungkinkan udara, dan cahaya matahari masuk ke dalam unit.
Untuk dapat tinggal di apartemen nan asri ini, Anda harus merogoh kocek Rp 72 juta per meter persegi dengan dimensi serentang 160 meter persegi hingga 280 meter persegi.
Proyek berikutnya berturut-turut adalah Taohuayuan, dan Taoli Chunfeng. Serupa dengan Xi Xi Cheng Yuang, dua proyek tersebut sarat dengan ruang terbuka hijau, penataan taman yang apik, serta infrastruktur berupa jalan lingkungan dengan kualitas sangat baik.
Bedanya, dua proyek ini merupakan landed house yang ditujukan untuk kalangan mapan. Betapa tidak, di Taohuayuan terdapat rumah tapak termahal se-antero China.
Dalam catatan Sotheby's International Realty, rumah termahal tersebut ditransaksikan dengan harga 1 miliar yuan atau nyaris Rp 2 triliun.
Mengapa demikian mahal?
Kompleks perumahan Taohuayuan yang berarti "Utopia" berlokasi di pulau privat kawasan Danau Dushu dengan luas area 180 hektar.
Rumah termahal itu berisi 32 kamar tidur, ruang anggur, kolam renang tepi danau, dan taman yang menjadi situs warisan dunia UNESCO.
Adapun harga rumah termurah sekitar Rp 40 miliar untuk ukuran 300 meter persegi.
Meskipun mahal, rumah-rumah di sini diserbu peminat untuk dijadikan sebagai rumah akhir pekan atau sekadar instrumen investasi.
Sementara Young City ditujukan untuk kalangan keluarga muda, dosen, karyawan, dan profesional muda.
Harganya yang menembus angka Rp 48 juta per meter persegi untuk ukuran 90 meter persegi hingga 140 meter persegi, bisa dijangkau oleh mereka yang berpenghasilan terendah di Hangzhou.
Penghasilan terendah di kota ini, yakni sekitar Rp 14 juta hingga Rp 20 juta per bulan.
Menempati area seluas 80 hektar, Young City akan berisi total 3.800 unit. Dari total luas lahan tersebut, 7 hektar di antaranya dialokasikan untuk rruang terbuka hijau dan fasilitas lainnya sesuai dengan konsep yang diusung Green Town.
Jaring pengaman
Yang menarik dan harusnya menjadi pembelajaran bagi pengembang Indonesia adalah teknologi dan manajemen konstruksi yang diterapkan.
"Kami menggunakan teknologi terbaru serta manajemen konstruksi paripurna," buka Tommy, staf marketing Green Town untuk proyek Liu Xiang Yuan.
Tommy tidak membual, hal itu terbukti dari situs proyek yang sangat rapi, bersih, dan terencana dengan baik.