Tingkat perkembangan Singapura dibandingkan dengan kota-kota metropolitan di Indonesia jauh lebih modern dan tertata.
Bagi orang Indonesia yang ingin tinggal di properti yang telah mereka beli, Singapura menawarkan kehidupan yang jauh lebih memuaskan dalam semua aspek.
Mulai dari pendidikan kelas dunia, fasilitas kesehatan yang sangat memadai, infrastruktur publik yang sangat baik, tingkat keselamatan yang tinggi, hingga udara non-polutan.
3. Memori tragedi 1998
Krisis multidimensi 1998 yang telah menciptakan sebuah tragedi bagi kalangan minoritas mendorong aktivitas pembelian properti di Singapura.
Tak mengherankan jika pembeli properti di Singapura kebanyakan berasal dari kalangan keturunan China atau etnis Tionghoa.
Mereka menjadikan Singapura sebagai jaring pengaman, jika kelak terjadi lagi kerusuhan serupa di masa yang akan datang.
Etnis Tionghoa sangat tahu bahwa sentimen anti-China di Indonesia belum sepenuhnya padam.
4. Kemudahan transaksi pembelian properti
Kemudahan transaksi keuangan dalam membeli properti di Singapura adalah hal yang juga sangat memikat.
Menurut Teddy, seorang pemimpin tim penjualan properti di Far East Organization, ada beberapa keuntungan yang ditawarkan.
Pertama adalah suku bunga kredit yang rendah hanya 2 persen, dibandingkan dengan 12 persen di Indonesia.
Kedua adalah periode pembayaran kredit pemilikan properti yang bisa meencapai maksimum 30 tahun, dua kali lebih lama di Indonesia.
Ketiga, ada jaminan bahwa proyek akan selesai dalam waktu yang teelah ditentukan alias tidak akan molor.
Ini dimungkinkan kareena pemerintah Singapura akan memberlakukan denda pada pengembang jika konstruksi tertunda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.