Saya sendiri meragukan adanya sebuah cetak biru (blueprint) dan peta jalan (roadmap) yang disepakati dan dipatuhi dengan penuh disiplin oleh kedua pihak.
Selang 4 tahun kemudian, untungnya sudah mulai ada kemajuan dalam jajaran pemerintahan dan birokrat. Pemerintah yang sekarang lebih memiliki iktikad dan inisiatif untuk mengakomodasi aspirasi entrepreneur dan mengajak mereka bersama-sama untuk maju.
Hanya, yang saya cemaskan ialah risiko terjebak pada angka-angka dan pengabaian kualitas. Target kuantitatif yang dengan lantang dikampanyekan itu bisa menjadi bumerang karena indikator kesuksesan lebih pada perolehan angka saja. Padahal peran aspek kualitas sama krusialnya.
Saya bukan anti inkubator atau akselerator start-up karena saya tidak menampik kenyataan bahwa ada manfaat yang tidak sedikit jika masuk dalam program semacam itu bagi para entrepreneur.
Infrastruktur kerja (fasilitas kantor/ruang kerja sewaan yang murah, contohnya), jejaring bisnis yang lebih luas (karena Anda akan dipertemukan dengan banyak VC dan entrepreneur lain), akses ke banyak mentor dan guru, serta koneksi ke angel investors (para individu penyedia modal bisnis) dan venture capitalists (lembaga penyedia dana untuk start-up).
Alih-alih menitikberatkan pada kuantitas, ada baiknya juga mempertimbangkan faktor-faktor penting lain yang tidak bisa diukur dengan angka. Apakah SDM (dalam hal ini para entrepreneur yang menjadi peserta) yang ada bisa dilatih? Apakah para peserta “mengetahui semuanya dasar-dasarnya”? Apakah ide bisnis mereka sudah solid dengan dukungan pasar yang relatif besar dan perlindungan hak cipta yang sudah baik?
Atau apakah mereka sudah siap dengan rencana dasar dalam berbisnis? Apakah mereka sudah memiliki sumber keuangan yang memadai? Apakah mereka bisa mencari sumber dana tunai yang cukup?
Kenyataannya banyak "keberhasilan" sebuah akselerator bergantung pada entrepreneur yang memotori start-up itu sendiri meskipun harus diakui kualitas para tokoh yang berada di balik program inkubator atau akselerator yang akan diikuti bisa menyumbang peluang kesuksesan.
Apakah mereka memiliki koneksi bisnis yang luas bahkan ke tingkat dunia? Apakah mereka memiliki program-program edukatif yang memberikan Anda banyak pengetahuan dan wawasan baru? Apakah mereka didukung dengan mentor, penasihat yang berkompeten, dan pakar yang berpengalaman di bidangnya masing-masing? Apakah mereka menyediakan berbagai fasilitas yang diperlukan oleh startup Anda untuk berkembang lebih pesat? Adakah pelatihan dan rekrutmen tenaga kerja yang bagus dan efektif? Daftarnya bisa sangat panjang dan saya tak bisa menuliskan semuanya di sini.
Betul bahwa sebagian besar program akselerasi atau inkubasi start-up bisa membuat pertumbuhan start-up Anda melejit dalam waktu lebih singkat. Tapi jangan riang gembira dulu, karena ada begitu banyak faktor selain angka yang bermain di sini juga.
Menyoal target 1000 start-up dalam waktu 5 tahun, tentu tidak ada salahnya. Yang perlu diantisipasi ialah terlalu sibuk ‘mencetak’, sampai melupakan proses yang menempa kualitas para entrepreneur dan startup mereka agar layak mendunia. Karena pada akhirnya orang akan melupakan seberapa cepat Anda menyelesaikan sebuah pekerjaan, tetapi mereka selalu ingat seberapa bagus hasil kerja Anda.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.