JAKARTA, KOMPAS.com - Argumentasi yang selalu digunakan pemerintah dan pengembang untuk menggolkan reklamasi adalah kekurangan lahan.
Jakarta dinilai sudah terlampau padat dan sulit untuk dikembangkan lagi, sehingga membutuhkan lahan baru yakni melalui reklamasi.
Padahal, Jakarta tidak sepadat Paris di Perancis atau Kopenhagen di Denmark, sehingga tidak diperlukan pembangunan pulau buatan.
Menurut pengamat perkotaan sekaligus pendiri Rujak Center for Urban Studies, Marco Kusumawijaya dari sisi kepadatan atau densitas penduduk, Jakarta masih belum seberapa dibandingkan kedua kota tersebut.
"Dibanding kota lain, kepadatan Jakarta masih sepertiga kepadatan Paris. Kepadatan Jakarta juga hanya hampir seperempat dari Kopenhagen, Denmark," ujar Marco saat studi kasus "Reklamasi Pesisir Indonesia dan National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jakarta, Selasa (21/6/2016).
Ia menyebutkan, jumlah penduduk Jakarta adalah 152.000 jiwa per hektar di wilayah administratif. Jika dibandingkan dengan kepadatan Singapura yaitu 76.000 jiwa per hektar, Jakarta memang masih lebih banyak.
Pasalnya wilayah Singapura menampung penduduk 5,5 juta jiwa sementara luas wilayahnya 72.000 hektar. Sementara penduduk Jakarta totalnya adalah 9 juta pada malam hari dan 14 juta saat siang hari.
"Jadi kalau dibandingkan dengan Singapura, kita (Jakarta) memang padat, tapi dibandingkan dengan Paris tidak. Dibandingkan dengan Kopenhagen jelas tidak. Apalagi Hongkong, China dan New York, Amerika Serikat," tutur Marco.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.