Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karawang Makin Digoyang Pengembang Raksasa

Kompas.com - 20/06/2016, 16:35 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Wakil Bupati Karawang, Ahmad Zamakhsyari mengatakan pihaknya akan menggelar karpet merah dengan memberikan kemudahan perizinan apabila pengembang maupun investor sudah memenuhi syarat yang dibutuhkan. 

Namun demikian, kemudahan itu ada harganya. Kata Ahmad, siapapun yang mengajukan izin pengembangan harus terlebih dahulu membangun fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos). 

"Pemda tidak mau lagi dengar perumahan atau apapun tidak punya tempat pemakaman umum, tidak punya masjid dan tempat ibadah lainnya. Pemda tidak akan memberi izin sampai itu selesai semua tapi kalau sudah selesai semua akan secepat kilat izinnya," tegasnya.

Prospek

Bicara investasi dan prospek ke depan, tidak harus orang yang tinggal di Karawang yang bisa dijadikan sasaran penjualan. Bisa juga orang yang tidak tinggal di sana, tetapi memang mau berinvestasi. 

Menurut Hendra, pasar terbentuk karena tingginya kebutuhan dari para pekerja atau profesional yang terlibat percepatan pembangunan infrastruktur. 

Nah, berkaca pada torehan penjualan Rp 260 miliar dalam 3 jam yang dibukukan SMRA, mereka juga menciptakan market baru selain pasar yang sudah ada.

"Kami mengembangkan Summarecon Emerald Karawang dengan konsep township seluas 28 hektar yang dilengkapi dengan beragam fasilitas tematik bergaya Jepang," tutur Direktur Utama SMRA Adrianto P Adhi dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Sabtu (18/6/2016). 

Kompas.com/ Pram Dia Arhando Menteri Perindustrian Saleh Husin saat peresmian pabrik baru LED TV SHARP di Karawang International Industrial City (KIIC), Selasa (18/05/2016).
Konsep perkotaan dengan gaya tematik Jepang ini adalah strategi baru untuk meraup pasar. Untuk diketahui, perusahaan-perusahaan multinasional yang membuka pabrik di Karawang sebagian besar berasal dari Jepang.

Strategi penciptaan pasar baru dan juga loyal customer yang selalu membeli produk SMRA adalah kombinasi produk properti terserap maksimal, kendati situasi sedang tidak kondusif seperti saat ini.

Terlebih harga rumah yang dipatok senilai Rp 690 juta hingga Rp 1,4 miliar bukan mereka yang memulai.

"Harga setinggi itu sudah dicapai APLN atas Grand Taruma Karawang," imbuh Hendra.

Jadi ke depannya, kata dia, Karawang bisa menyusul Bekasi dan Cikarang sebagai opsi destinasi investasi properti. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau