Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Hal yang Harus Dilakukan Calon Arsitek Agar Bisa Bersaing

Kompas.com - 27/05/2016, 20:00 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Ada beberapa solusi yang bisa dilakukan arsitek Indonesia untuk bisa bersaing dengan arsitek-arsitek dari negara-negara ASEAN atau negara lainnya.

Solusi pertama adalah meningkatkan kemampuan bahasa Inggris, terutama verbal. Bahasa Inggris arsitek Indonesia dinilai masih lemah.

"Komunikasi verbal dalam bahasa Inggris yang dimiliki arsitek kita masih lemah apalagi jika harus meyakinkan klien bule. Arsitek kita juga cenderung pemalu," kata arsitek sekaligus Sekretaris Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Perwakilan Singapura, Achmad Nanang Maulana, di Indonesia Exhibition Convention (ICE) BSD City, Serpong, Tangerang Selatan, Rabu (25/5/2016).

Kemudian solusi kedua menurut Nanang adalah peningkatan kompetensi yang berujung pada sertifikasi bagi para arsitek Indonesia.

Pendidikan arsitek di Indonesia sendiri pada kenyataannya tak sesuai dengan standar internasional. Oleh karena itu, Nanang menilai perlu ada perubahan pada aspek tersebut.

"Permasalahan kita di pendidikan yang tidak sesuai aturan International Union of Architects (UIA) yang mengharuskan pendidikan profesi selama 5 tahun. Di Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) entah bagaimana disamakan dengan semua jurusan lain, untuk S1 cukup empat tahun," jelas dia.

Maka dari itu, untuk menyetarakannya dengan standar internasional terdapat inisiasi program profesi selama satu tahun guna menggenapkannya menjadi lima tahun.

Solusi ketiga adalah dengan rajin mengikuti kompetisi arsitektur yang diselenggarakan baik secara nasional maupun internasional.

"Untuk mengukur kompetensi mereka bisa ikut macam-macam kompetisi mulai dari nasional sampai internasional. Nantinya mereka dapat pengalaman juga," pungkas arsitek Indonesia alumni Diaspora Belanda, Sigit Kusumawijaya, dalam kesempatan yang sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau