Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Apa Setelah Pengembangan Bandara Soekarno-Hatta?

Kompas.com - 19/05/2016, 05:56 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

KOMPAS.com – Bandara Internasional Soekarno-Hatta hingga akhir 2015 masih menjadi salah satu bandara tersibuk di dunia. Lebih dari 54 juta orang berlalu lalang di bandara ini pada 2015, menurut data Dewan Bandara Internasional (ACI).

Bukan hal mengherankan bila pada pukul 04.00 WIB, orang dengan setelan jas dan koper dorong sudah hilir mudik di bandara ini. Belum lagi rombongan keluarga yang duduk manis di ruang tunggu keberangkatan.

Pada 2011, riset penerbangan CAPA- Center for Aviation bahkan menempatkan Bandara Internasional Soekarno Hatta sebagai pemilik rata-rata pertumbuhan tertinggi penumpang pesawat, yaitu 19,4 persen per tahun.

Karenanya, bahkan Presiden Joko Widodo pun sampai berkomentar soal pengembangan bandara ini. "Dari sisi kapasitas, memang bandara ini kurang, sangat kurang," ujar Presiden saat melakukan inspeksi mendadak ke kawasan Bandara, Rabu (11/5/2016).

Selain meminta pembenahan Terminal 3 segera dirampungkan, Presiden meminta ada rencana baru untuk terminal-terminal selanjutnya. “Sudah ada (Terminal) Satu, sudah ada Dua, ini Ketiga, harus langsung menuju Keempat," tegas Presiden.

Andri Donnal Putera Kondisi di Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (28/12/2015), tepat tiga hari setelah Hari Raya Natal, 25 Desember 2015 kemarin, masih ramai penumpang yang datang maupun yang berangkat.

Jokowi mengingatkan, perekonomian akan tumbuh pesat pada waktu yang akan datang. Kebutuhan masyarakat terhadap rute penerbangan, baik dalam maupun luar negeri, pasti akan meningkat pula. [Baca: Jokowi Merasa Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta Masih Kurang]

Grand design bandara

Pembangunan Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta merupakan bagian dari grand design pengembangan bandara internasional ini. Rencananya, seluruh proyek pengembangan akan rampung pada 2017.

Khusus untuk pengembangan Terminal 3, ada modifikasi besar-besaran. Bangunan terminal ini didominasi oleh kaca dan pilar-pilar besar di dalamnya.

Akses di dalam terminal juga terbagi menjadi dua jalur, yaitu lewat atas dan bawah. Jalur atas digunakan sebagai tempat keberangkatan, sedangkan jalur bawah dipakai sebagai tempat kedatangan penumpang.

Berbeda dengan terminal-terminal sebelumnya, terminal akan didesain khusus dengan mengangkat tema “Art and Cultural” yang melibatkan sejumlah seniman ternama dalam pengaturan dekorasi. (Baca: Metamorfosis Bandara Internasional Soekarno-Hatta).

Fabian Januarius Kuwado Presiden Joko Widodo saat blusukan di Terminal III Bandara Soekarno-Hatta, Rabj (11/5/2016).

Selain bangunan fisik terminal, ada pula pembenahan untuk bagasi otomatis di dekat pintu masuk terminal. Ke depan, penempatan layanan bagasi dikerjakan secara komputerisasi dengan menggunakan barcode yang ada di barang penumpang, sehingga tidak lagi memerlukan tenaga porter.

Rencananya, akan ada pula perbaikan akses menuju bandara dengan pembukaan akses kereta api. Dengan itu, penumpang ke bandara dengan naik kereta rel listrik (KRL) commuter line yang terkoneksi dengan KRL Commuter Jabodetabek, kereta api ekspres jarak jauh, atau bus.

Untuk perpindahan penumpang di dalam kawasan bandara, bakal disiapkan Automatic People Mover System (APMS) yang menyerupai kereta ringan. Tiap bangunan di bandara kelak akan terhubung.  Targetnya, integrated building rampung sebelum pelaksanaan Sea Games pada 2018.

Pengembangan kawasan

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau