JAKARTA, KOMPAS.com – Pembahasan reklamasi tidak hanya soal pembangunan fisik semata. Namun, ada juga masalah sosial di dalamnya.
Pembangunan kota pesisir di Teluk jakarta juga, sebenarnya bisa dilakukan tanpa harus menelantarkan, dan menggusur nelayannya.
Nah, jika reklamasi Teluk Jakarta diteruskan, sebanyak 16.568 nelayan akan terdampak dari sisi sosial maupun budaya.
Agar nelayan tidak menjadi pihak terdapakn negatif, seharusnya diikutsertakan dalam rekonstruksi sosial supaya terjadi sinergi perencanaan fisik dengan sosial.
“Ahok harus belajar bahwa membangun kota itu bukan hanya membangun yang pro kapital saja dan high technology,” ujar peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bidang Kemasyarakatan dan Kebudayaan, Henny Warsilah, dalam diskusi NCICD di Jakarta, Jumat (13/5/2016).
Henny juga menyarankan, Ahok harus menempatkan nelayan dan area mata pencariannya dalam tata ruang yang sama.
Kesempatan-kesempatan ini, harus ada di dalam kota yang baru dibangun supaya masyarakat tidak hanya menjadi penonton.
Kalau memaksakan reklamasi seperti sekarang, harus dipertanyakan pembangunan tersebut ditujukan untuk siapa.
Pasalnya, masyarakat harus mendapatkan keterbukaan akses baik pangan, sandang, kesehatan, pendidikan, maupun sumber penghasilan yang harus dipenuhi oleh pemerintah.
Kemudian, kemampuan terhadap kelompok marginal dengan cara melibatkan dalam proses pengambilan keputusan pembangunan.
"Tentu yang kita lakukan harus berbasis inklusi demi perubahan. Itu harus kita lakukan karena pendekatan pembangunan harus berbasis sosial. Secara luas, Ahok harus melihat perkembangan secara kesinambungan," tandas Henny.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.