PANDEGLANG, KOMPAS.com - Pembangunan sejumlah penginapan di Jalan Raya Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten, ternyata didominasi pendatang dari daerah lain.
Pendatang yang membangun homestay di area Tanjung Lesung antara lain dari Sulawesi Selatan dan Lampung.
"Di sini banyak pendatang, orang asli (Banten) malah tinggal di dalam. Kebanyakan pendatang bangun (homestay) di pinggir-pinggir jalan seperti ini," ujar salah satu pemilik homestay, Linda, kepada Kompas.com, Sabtu (7/5/2016).
Linda menuturkan, dirinya sendiri berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan. Bukan hanya dia yang membangun penginapan di sepanjang Jalan Raya Tanjung Lesung, melainkan juga saudara-saudaranya sesama daerah.
Saking banyaknya pendatang dari Sulawesi Selatan, mereka membuat perkumpulan khusus. Perkumpulan ini bahkan sempat mengadakan acara kekerabatan di Tanjung Lesung dan mengundang Gubernur Banten Rano Karno beberapa waktu lalu.
Linda menambahkan, para pendatang banyak yang membeli tanah dari penduduk asli. Mereka membangun rumah dan penginapan di tanah tersebut.
"KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Tanjung Lesung kan baru dikenal lima tahun terakhir. Makanya makin banyak homestay yang dibangun. Kebanyakan orang luar," sebut Linda.
Harga sewa homestay di daerah ini berkisar Rp 200.000-Rp 500.000 per malam. Pada hari libur atau akhir minggu, harga sewa bisa melonjak hingga Rp 700.000-Rp 800.000 per malam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.