Jadi, jangan heran kalau bank pengucur kredit pemilikan rumah (KPR) hanya akan menyetujui permohonan aplikasi dari konsumen yang dinilai aman secara finansial untuk mencicil.
Penghasilan Rp 4 juta sampai Rp 5 juta per bulan, dengan catatan tidak ada cicilan lainnya, masih mungkin beli rumah subsidi meskipun sangat berat.
Bagaimana dengan rumah non-subsidi alias komersial?
Yance memberikan ilustrasi riil. Bahwa yang bisa mengakses rumah di CitraRaya Tangerang, misalnya, untuk harga termurah Rp 497 juta di Villagio adalah konsumen yang berpendapatan Rp 15 juta per bulan.
"Memang tinggi ya, itu karena cicilan per bulannya Rp 5 juta per bulan selama Rp 15 tahun," kata Yance.
Meskipun Peradaban Land menjual rumah komersial termurah masih di bawah harga CitraRaya yakni hanya Rp 210 juta, namun cicilan per bulannya bisa sebesar Rp 2 juta.
Harga Rp 210 juta itu pun sudah dipangkas biaya BPHTB dan administrasi yang ditanggung pengembang.
Hanya konsumen yang berpenghasilan Rp 6 juta hingga Rp 7 juta dengan asumsi tak memiliki cicilan lain dan bersedia hidup irit yang bisa membeli rumah Rp 210 juta.
Dari ilustrasi tersebut, makin sulit saja para buruh rendahan untuk membeli dan memiliki rumah layak huni. Apalagi rumah layak huni dengan fasilitas idaman macam taman, lapangan futsal, lapangan basket, sentra komunitas, dan lain sebagainya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.