Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hilda Alexander
wartawan

Jurnalis, peminat pembangunan properti, pencakar langit, dan perkotaan.

Bagi Buruh, Rumah Layak Huni Masih Mimpi...

Kompas.com - 01/05/2016, 16:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Jadi, jangan heran kalau bank pengucur kredit pemilikan rumah (KPR) hanya akan menyetujui permohonan aplikasi dari konsumen yang dinilai aman secara finansial untuk mencicil.

Penghasilan Rp 4 juta sampai Rp 5 juta per bulan, dengan catatan tidak ada cicilan lainnya, masih mungkin beli rumah subsidi meskipun sangat berat.

Bagaimana dengan rumah non-subsidi alias komersial? 

Yance memberikan ilustrasi riil. Bahwa yang bisa mengakses rumah di CitraRaya Tangerang, misalnya, untuk harga termurah Rp 497 juta di Villagio adalah konsumen yang berpendapatan Rp 15 juta per bulan. 

"Memang tinggi ya, itu karena cicilan per bulannya Rp 5 juta per bulan selama Rp 15 tahun," kata Yance. 

Meskipun Peradaban Land menjual rumah komersial termurah masih di bawah harga CitraRaya yakni hanya Rp 210 juta, namun cicilan per bulannya bisa sebesar Rp 2 juta.

Harga Rp 210 juta itu pun sudah dipangkas biaya BPHTB dan administrasi yang ditanggung pengembang.

Hanya konsumen yang berpenghasilan Rp 6 juta hingga Rp 7 juta dengan asumsi tak memiliki cicilan lain dan bersedia hidup irit yang bisa membeli rumah Rp 210 juta.

Dari ilustrasi tersebut, makin sulit saja para buruh rendahan untuk membeli dan memiliki rumah layak huni. Apalagi rumah layak huni dengan fasilitas idaman macam taman, lapangan futsal, lapangan basket, sentra komunitas, dan lain sebagainya. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com