Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kepercayaan Pasar terhadap Agung Podomoro dan Agung Sedayu Anjlok"

Kompas.com - 20/04/2016, 10:17 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Keputusan moratorium reklamasi Teluk Jakarta berdampak pada anjloknya kepercayaan pasar terhadap dua pengembang besar, yaitu Agung Podomoro Group (APG) dan Agung Sedayu Group (ASG).

Baca: Pemerintah Sepakat Menghentikan Reklamasi Teluk Jakarta

Prinsipal Li Realty Ali Hanafia mengatakan hal tersebut kepada Kompas.com, Selasa (19/4/2016).

"Kepercayaan pasar terhadap dua pengembang ini anjlok," ujar Ali.

Reklamasi Teluk Jakarta, tambah Ali, nilai investasinya triliunan rupiah, capital intensive. Ada banyak investor yang berharap pada proyek ini. Meski belum dijual secara resmi kepada publik, tetapi sudah dilakukan pra-penjualan atau test the water.

Baca: Agung Podomoro Bayar Kontraktor Pluit City Rp 4,9 Triliun

Ali melanjutkan, para investor dan konsumen pembeli akhir (end user) itulah yang selama ini "menopang" kesuksesan APG dan ASG hingga keduanya dijuluki naga properti.

Belum lagi pihak perbankan yang memberikan kredit atau pinjaman baik kredit konstruksi maupun kredit pembiayaan bagi konsumen dalam bentuk KPR ataupun KPA.

Pada prinsipnya, tambah Ali, pasar butuh kepastian hukum untuk melanjutkan bisnis dan usaha mereka. Perkara siapa yang berhak dan memiliki wewenang untuk memutuskan, itu lain soal.

"Yang dibutuhkan pasar adalah kepastian. Sementara selama ini, terkait reklamasi sangat tidak jelas. Terlalu banyak kepentingan yang bermain. Yang dirugikan akhirnya pengembang yang bersangkutan," tutur Ali.

ASG dan APG, kata Ali, merupakan dua pengembang besar yang berkontribusi signifikan dalam memasok pasar dengan produk-produk propertinya. Di samping Ciputra Group, "Duo Agung" ini juga adalah supply driven terkuat.

Baca: Dua Agung yang Dijuluki Naga Properti

Mereka, menurut Ali, didukung oleh ribuan sumber daya dan triliunan modal demi pasar properti Indonesia terus bergerak.

Ali mengaku, dengan kejadian "gonjang-ganjing" seperti saat ini, ada banyak investor dan calon konsumen yang menunda pembelian untuk produk-produk mereka di luar proyek reklamasi.

"Ini tidak sehat untuk bisnis properti. Selain terhadap kedua pengembang, kepercayaan pasar terhadap pemerintah juga makin turun," tandas Ali.

Untuk itu, Ali berharap moratorium reklamasi segera ditinjau kembali. Bagi para pihak yang terlibat, khususnya ASG dan APG, segera melengkapi semua persyaratan yang diwajibkan.

Sementara kepada pemerintah, kata Ali, harus ada koordinasi dan sinkronisasi lintas departemen agar satu suara dalam memutuskan dan membuat kebijakan, khususnya mengenai reklamasi Teluk Jakarta.

"Pasalnya, reklamasi ini sudah dilakukan sejak tahun 1990-an. Jadi sangat tidak masuk akal kalau sampai sekarang yang dipermasalahkan adalah perizinan," tuntas Ali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

Berita
Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Berita
Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Berita
'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

"Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau