Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Ikan dan Luar Batang, Riwayat "Batavia" dengan Karakter Beragam

Kompas.com - 15/04/2016, 12:32 WIB

Pasar Ikan

Kondisi yang sama juga terjadi dengan kawasan Pasar Ikan. Wilayah ini merupakan hasil proses sedimentasi muara sungai Ciliwiung yang akhirnya dimanfaatkan sebagai area pasar dan pelelangan ikan pada pertengahan abad 19 (1846).

Pasar Ikan memiliki denah unik berupa 4 bangunan berbentuk segi 6 (hexagon) dan dihubungkan dengan bentuk atap pelana memanang dengan kuda kayu yang memiliki struktur unik. Dari atas terlihat seperti benteng atau kastil dengan 4 sudut kubu pertahanannya (bastion).

Selama masa pemerintahan Hindia Belanda, kawasan ini tetap sebagai kawasan niaga pasar dan pelelangan ikan.

Sejak pasca kemerdekaan, seputar Pasar Ikan ini mulai tumbuh juga menjadi area pemukiman tanpa hak dari beberapa pendatang dari luar. Kondisi ini membuat Pasar Ikan menjadi padat dan tidak teratur.

Kanal air di depan tembok sisi Museum Bahari yang membelah atau membatasi Pasar Ikan pun ditutup untuk kepentingan tumbuhnya kios-kios perluasan kawasan perniagaan.

Kawasan ini pun berkembang menjadi area pasar berkarakter unik karena bersifat maritim (bahari) dan semakin padat.

Perpindahan tempat pelelangan ikan ke kawasan Muara Baru, menyebabkan wilayah ini tidak seramai dulu. Akhirnya, kawasan ini pemukiman padat dan terlihat kumuh.

Kondisi ini yang kemudian mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan program penataan kawasan dengan menggusur wilayah di luar bangunan cagar budaya yakni banguan Pasar Ikan (hexagon) dan sisa Tempat Pelelangan Ikan.

Kosmetika wisata

Pemprov DKI Jakarta sebenarnya berupaya melakukan penataan kawasan ini menjadi lebih baik, sayangnya mereka melakukan dengan cara penggusuran yang ditengarai tanpa ada pendekatan persuasif terhadap warga terlebih dulu.

Beberapa sudut yang digusur memang melanggar kawasan untuk mukim. Seperti di atas bekas kanal sepanjang utara sisa tembok kota dan bantaran kanalnya. Demikian juga bagian kios-kios seputar pasar ikan di area bekas kanal depan tembok kota Museum Bahari.

Tapi penataan kawasan unik seperti Pasar Ikan, memang tidak boleh terlihat asal menggusur dan menggantinya menjadi kawasan wisata bahari misalnya.

Sebuah upaya revitalisasi kawasan cagar budaya ini jangan terjebak hanya berupa kosmetik untuk kepentingan wisata kawasan.

Perlu juga diperhatikan komponen penunjang yang menghidupi kawasan ini, dan penataan infrastruktur kota, sehingga tidak menjadi kumuh dan kotor karena banyak yang tidak berfungsi atau mampat.

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Suasana permukiman warga di Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (31/3/2016). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan memulai penertiban rumah warga pada 9 April mendatang.
Begitu juga dengan penataan kawasan Kampung Luar Batang, komponen penunjang kawasan seperti warga seputar Masjid jangan dihilangkan. Pasalnya, fungsi kegiatan sosial Masjid ini menjadi hilang, dan sekadar sebagai kosmetik wisata religius.

Benar bila penataan infrastruktur kawasan ini perlu segera dilaksanakan, tapi harus dengan pendekatan yang lebih baik dan niat meningkatkan kualitas tempat mukim kampung ini. Misalnya dengan penyuluhan untuk diarahkan ke bentuk pemukiman hunian vertikal (low rise).

Penataan kawasan dengan pendekatan revitalisasi kota mesti lebih arif dan tidak tergesa-gesa. Karena ada banyak komponen penunjang kota yang perlu diperhatikan untuk tidak mematikan karakter kawasan tersebut.

Lebih penting lagi, upaya revitalisasi jangan sebatas kosmetik kota untuk kepentingan wisata saja. Tapi bagaimana sebuah sudut kota itu dapat tertata kembali, dengan kehidupan warga yang masih tumbuh berkelanjutan, sebagai living heritage!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau