JAYAPURA, KOMPAS.com — Pembangunan pos lintas batas negara (PLBN) sebagai teras terdepan Indonesia terus dikebut. Menurut kabar teranyar, PLBN Skouw di Distrik Muara Tami, Jayapura, Papua, ditargetkan rampung tahun ini.
"Pembangunan PLBN ini (Skouw) sudah dimulai sejak 18 Desember 2015. Progres fisik telah mencapai 10,23 persen, dan diharapkan pada Desember 2016 akan selesai," kata Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Andreas Suhono dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (29/3/2016).
Proses groundbreaking PLBN yang menjadi batas antara Indonesia dan Papua Niugini (PNG) itu dilakukan pada Selasa, dihadiri oleh Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Andreas Suhono, dan Gubernur Papua Lukas Enembe.
Andreas mengatakan, sarana dan prasarana penunjang lainnya, seperti pasar, sistem penyediaan air minum, sanitasi, dan permukiman di sekitar wilayah PLBN juga akan segera dibangun guna meningkatkan perekonomian warga sekitar.
Saat ini, terdapat siteplan tujuh PLBN yang telah selesai disusun dan ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri selaku Kepala Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) pada 18 Juni 2015 silam.
Ketujuh PLBN itu terdiri atas tiga PLBN di Kalimantan, yakni PLBN Aruk, Nanga Badau, dan Entikong, kemudian tiga lainnya di Timor, yakni PLBN Motaain, Motamasin, dan Wini, serta satu PLBN di Papua, yakni PLBN Skouw.
PLBN Skouw dibangun oleh kontraktor pelaksana PT Nindya Karya di atas lahan seluas 10,7 hektar dengan menggunakan dana APBN sebesar Rp 165,994 miliar.
Adapun pembangunan PLBN Skouw akan dibagi menjadi tiga zona, yakni zona inti, zona sub-inti, dan zona pendukung.
Zona inti akan memiliki luas 7.619 meter persegi dan terdiri atas beberapa bangunan utama PLBN, seperti klinik, gudang sita, bangunan jembatan timbang, check point, bangunan utilitas, koridor pejalan kaki, bangunan sinar-X untukmobil pengangkut barang, dan bangunan pelayanan terpadu kedatangan mobil kargo.
Sementara itu, zona sub-inti akan dibangun seluas 1.193 meter persegi, terdiri atas bangunan wisma Indonesia, mes karyawan, dan gedung serba guna. Adapun zona pendukung seluas 1.300 meter persegi dan akan memiliki restoran, ATM, masjid, gereja, pos polisi, dan lain-lain.
Desain PLBN Skouw di Papua menggunakan desain bangunan rumah tangfa, rumah pesisir di daerah Skouw.
Rumah tersebut memiliki atap dengan bentuk perisai dan memiliki dua ruang panjang untuk masyarakat berkumpul, sedangkan bagian tengah berfungsi sebagai sirkulasi.
Biasanya, masyarakat menggunakan rumah tangfa untuk bersosialisasi, bernyanyi, dan mengerjakan kerajinan tangan.
Desain rumah tangfa dianggap lebih cocok diterapkan daripada rumah honai, dan rumah manokwari karena letak Skouw pada daerah pantai memerlukan bangunan yang lebih transparan terhadap aliran udara dan cahaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.