JAKARTA, KOMPAS.com - Megaproyek tanggul laut raksasa yang disebut juga Pembangunan Pesisir Terpadu Ibu Kota Negara atau National Capital Integrated Coastel Development (NCICD) sudah mulai dikerjakan.
Pengerjaan tipe A ini mencakup tanggul sepanjang 32 kilometer dari barat hingga timur pesisir utara Jakarta.
"Tipe A harus rampung 2016. Harusnya, membangun tanggul A kan cepat. Masa kalah dengan bangun Mass Rapid Transit (MRT)?" ujar Staf Khusus Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Pengairan Firdaus Ali, di Jakarta, Kamis (17/3/2016).
Pengerjaan tanggul tipe A ini, dilakukan di pinggir pantai. Tujuannya adalah untuk memperkuat tanggul laut yang sudah ada sebelumnya.
Untuk itu, pengerjaan ini tidak membutuhkan kajian ulang. Pasalnya, kajian tanggul laut tipe A ini sudah dilakukan sejak 40 tahun yang lalu.
Terkait pembebasan lahan yang masih bermasalah, Firdaus mengatakan hal tersebut harus segera diselesaikan. Jika tidak, pembangunan akan terus tertunda.
Pembebasan lahan untuk pembangunan tanggul ini, dilakukan dengan menggeser kawasan tempat tinggal warga yang masih menghuni lokasi tersebut. Warga akan dipindahkan ke sejumlah rumah susun (rusun), seperti di Muara Baru, Daan Mogot atau di Luar Batang.
"Makanya kemudian pembebasan lahan tidak lagi mengusir, hanya menggeser. Jadi tidak mengusir atau menggusur. Menggeser, mengusir dan menggusur itu tiga hal yang berbeda. Jadi, kami mengangkat derajatnya seperti warga di Kampung Pulo," jelas Firdaus.
Pengerjaannya sendiri dibagi-bagi, baik bagian yang dilakukan pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, maupun pengembang ddan investor swasta.