Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setengah dari Kota Cerdas Dunia akan Ada di Timur Tengah

Kompas.com - 07/03/2016, 17:29 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

KOMPAS.com - Setengah dari kota-kota cerdas di dunia bisa ditemukan di luar Amerika dan Eropa. Menurut studi terbaru dari perusahaan riset IHS dan Frost & Sullivan, kota-kota cerdas baru itu lahir pada 2025 mendatang.

Timur Tengah adalah satu dari beberapa wilayah yang akan dipenuhi oleh kota-kota cerdas ini. Wilayah ini diharapkan dapat mencapai tingkat pertumbuhan tertinggi di dunia baik dari lalu lintas mobilitas data maupun cloud pada tahun 2018.

Kota-kota di wilayah ini memiliki potensi untuk menjadi kota cerdas. Beberapa di antaranya bahkan sudah mulai memanfaatkan konektivitas untuk berubah menjadi kota yang lebih cerdas.

Tel Aviv, misalnya, memenangkan pengakuan internasional pada tahun 2014 untuk program Digi-tel, yang memberikan layanan personal kepada warga kota menggunakan analisis data.

Dubai juga aktif mengejar ambisinya untuk menjadi kota cerdas dunia pada 2017, termasuk melalui peluncuran terbaru dari aplikasi mobil "one-stop shop".

Aplikasi ini berfungsi untuk mengakses layanan pemerintah dan penyebaran 100 stasiun bus di seluruh negara awal tahun depan.

Langkah ini menunjukkan keinginan untuk menangkap peluang teknologi seperti halnya respon terhadap tren demografi.

Urbanisasi

Menurut data Bank Dunia, populasi di dunia Arab diharapkan dua kali lipat pada tahun 2050, sementara tingkat urbanisasi bisa mencapai 70 persen pada pertengahan abad.

Urbanisasi negara-negara Teluk bahkan sudah di atas 80 persen. Tekanan terasa terutama di kota-kota yang punya masalah seperti kemacetan lalu lintas, peningkatan penggunaan energi dan tekanan air tinggi.

Oleh karena itu, untuk kota-kota Timur Tengah, menjadi kota cerdas bukan hanya pilihan tetapi justru diperlukan dan cepat diwujudkan.

Jadwal World Expo dan Piala Dunia memberikan motivasi penting bagi UEA dan Qatar untuk menunjukkan hasil kota cerdas pada tahun 2020 dan 2022.

IMG Worlds of Adventure ada di atas area seluas lebih dari 14 hektar dan akan menjadi taman hiburan indoor terbesar di dunia
Qatar, misalnya, tengah menyelesaikan penggantian meter listrik Doha saat ini dengan listrik cerdas pada akhir tahun ini.

Batas waktu yang ketat juga menunjukkan bahwa inisiatif kota cerdas harus memanfaatkan sumber daya dan dukungan tingkat tinggi pemerintah.

"Open data"

Pada tahap awal transformasi, ketika penyebaran infrastruktur jaringan dan pembentukan pusat operasi adalah fokus utama, dibutuhkan kemitraan yang erat dengan penyedia infrastruktur untuk mengakses layanan yang dibutuhkan.

Dengan investasi kumulatif sampai dengan 175 miliar dollar AS (Rp 2.300 triliun) hingga tahun 2025 di pasar kota cerdas, banyak penyedia layanan sudah mulai memosisikan diri di sektor ini.

Thinkstock Meski perangkat serba otomatis, smart home tetap butuh dukungan listrik aman
Cisco misalnya, telah menjadi penyedia infrastruktur teknologi informasi (TI) ke kota-kota di seluruh dunia. Sebuah laporan terbaru dari Navigant Research menunjukkan, bahwa lanskap kompetisi berubah dengan cepat.

Seiring berjalannya waktu, akses juga menjadi penting bagi kota untuk mengadopsi kebijakan open-data dan memanfaatkan ekosistem inovasi lokal mereka.

"Hal pertama yang kita lakukan adalah membuka basis data kota kami. Data merupakan dasar untuk begitu banyak start-up," kata direktur pers internasional di Tel Aviv global, Mira Marcus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com