Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Dikebut, Tol Trans Sumatera Capai 180 Kilometer

Kompas.com - 02/03/2016, 07:27 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Pembangunan Tol Trans Sumatera direncanakan membentang sepanjang 2.900 kilometer. Dari total ini, 825 kilometer di antaranya merupakan prioritas pemerintah. Karena itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mempercepat pengerjaannya agar dapat selesai sesuai target tahun 2019.

"Jalan yang sudah terbangun sekarang dan yang lagi dikerjakan 180 kilometer, tahun depan ditambah lagi ya bisa lah," ujar Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hediyanto W Husaini kepada Kompas.com, di Medan, Selasa (1/3/2016).

Hediyanto mengatakan, sulit memetakan capaian pemerintah tiap tahun. Pemerintah juga tidak menargetkan jumlah panjang tertentu setiap tahun.

Menurut dia, pemerintah baru akan menumpuknya pada tahun terakhir pembangunan yaitu 2019. Pada tahun-tahun ini, mungkin hanya terbangun 30-40 kilometer karena terganjal pembebasan lahan.

Sementara itu, terkait pendanaan, jika 2019 pemerintah harus selesaikan 825 kilometer, maka sekurang-kurangnya membutuhkan biaya hampir Rp 60 triliun. Pasalnya, setiap kilometer membutuhkan investasi kira-kira Rp 70 miliar.

Meski terhitung besar, Hediyanto meyakini bahwa kebutuhan dana ini bisa terpenuhi.

"Ini bukan sesuatu yang tidak mungkin karena dikerjakan dalam waktu 5 tahun. Jadi, kalau kita investasikan 5 tahun dari Rp 60 triliun, berarti Rp 12 triliun per tahun untuk Tol Trans Sumatera," jelas Hediyanto.

Jalan Tol Trans Sumatera terdiri dari beberapa ruas utama. Pertama, ruas Tol Medan-Binjai yang didesain sepanjang 16,72 kilometer. Pembangunan ruas ini ditangani oleh PT Hutama Karya (persero) Tbk dengan total investasi Rp 1,64 triliun.

Ruas Tol Medan-Binjai ditargetkan bisa beroperasi seluruhnya pada 2018.

Ruas kedua adalah Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi. PT Jasamarga Kualanamu Toll menjadi Badan Usaha Jalan Yol (BUJT) dari ruas tol sepanjang 61,7 kilometer tersebut.

Total investasi yang dibutuhkan untuk membangun ruas tol ini adalah Rp 4,072 triliun dengan biaya tanah Rp 441 miliar dan biaya konstruksi sebesar Rp 1,759 triliun.

Ketiga adalah Ruas Tol Pekanbaru-Kandis-Dumai yang menjadi ruas terpanjang kedua dari Jalan Tol Trans Sumatera karena membentang 135 kilometer.

Biaya yang dibutuhkan untuk pembebasan lahan dan konstruksi masing-masing adalah Rp 974 miliar dan Rp 9,532 triliun.

PT Hutama Karya (persero) Tbk dipercaya menjadi BUJT dalam pembangunan ruas tol ini. Investasi yang ditanam senilai Rp 17,347 triliun.

Ruas berikutnya adalah Tol Palembang-Indralaya dengan panjang 24,48 kilometer dan akan dibangun dalam tiga seksi. Biaya konstruksinya mencapai Rp 2,631 triliun dengan tanggung jawab BUJT masih di bawah PT Hutama Karya (persero) Tbk.

Kemudian, pemerintah juga memprioritaskan ruas Tol Kayu Agung-Palembang-Betung yang memiliki panjang 111,69 kilometer. PT Sriwijaya Markmore Persada menjadi BUJT pembangunan ruas tol tersebut.

Pelaksanaan pembangunan akan terdiri dari tiga seksi dengan total biaya konstruksi Rp 9,843 triliun. Untuk pembebasan lahannya, dibutuhkan dana hingga Rp 450 miliar.

Terakhir, Ruas Tol Terbanggi Besar-Bakauheni yang dibangun sepanjang 155 kilometer. Pemerintah kembali menunjuk PT Hutama Karya (persero) Tbk sebagai BUJT pembangunan ruas tol terpanjang di Jalur Tol Trans Sumatera ini.

Total biaya konstruksi dan pembebasan lahan yang diperlukan dalam pembangunan ruas tol ini berturut-turut adalah Rp 12,220 triliun dan Rp 1,196 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com