Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Infrastruktur Minim, Penyebab Utama Kekerasan

Kompas.com - 22/02/2016, 17:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Merujuk pada ilmu planologi, perkotaan memang harus dirancang dan direncanakan. Namun, dalam perencanaan itu, harus memikirkan juga aspek-aspek manusia yang tinggal di dalamnya.

Terkait persoalan kekerasan di dalam perkotaan, menurut Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Filsafat Driyarkara Francisco Budi Hardiman, hal tersebut tidak mudah dijawab dan kembali pada manusia tersebut.

"Semua dimensi membutuhkan infrastruktur dan semua terkait erat dengan penataan infrastruktur," ujar Francisco saat diskusi panel dengan tema "Kota Tanpa Kekerasan", di Universitas Tarumanegara, Jakarta, Sabtu (20/2/2016).

Franscisco mengatakan, kota memiliki multidimensi, yaitu dimensi spasial dan temporal. Pada dimensi spasial, kota digambarkan melalui bangunan arsitektural.

Sedangkan pada dimensi temporal, kota memiliki sejarah dan identitas. Sementara jika dilihat dari aspek masyarakat, ada faktor sosial ekonomis, melalui legalisasi kenegaraan dan administratif.

Kebutuhan infrastruktur adalah agar adanya kemudahan untuk menyeimbangkan dimensi dalam perkotaan. Infrastruktur juga memberi konektivitas informasi antar dimensi.

Jika dimensi-dimensi ini tidak mempunyai informasi yang baik, lanjut Francisco, maka perkotaan akan mengalami distorsi yang mengakibatkan kota tidak sesuai dengan fungsinya.

"Kurangnya infrastruktur menjadi penyebab utama kekerasan. Penting pengelolaan tata kota ini membedakan wilayah-wilayah sehingga tidak campur aduk," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com