Mereka tertarik masuk pasar properti Indonesia karena pertumbuhan properti di negaranya melambat seiring melemahnya ekonomi. (Baca: Separuh Kota-kota China di Ambang "Bubble" Properti)
Selain itu, satu hal penting adalah stimulan kelas menengah Indonesia sebanyak 35 juta orang dengan daya beli yang terus meningkat. (Baca: Harga Properti Hongkong Merosot)
Karena itu, Kingland tergiur membenamkan dana senilai Rp 2 triliun guna membangun Kingland Avenue Apartment.
Proyek ini mencakup empat menara apartemen sebanyak 2.200 unit dan satu menara small office home office (SOHO) di atas lahan seluas 2,2 hektar di Serpong, Tangerang Selatan.
Managing Director Kingland Group, Timothy Chang, menuturkan, kehadiran mereka di Indonesia merupakan implementasi investasi pertama yang dilakukan di luar China.
"Kami berani masuk ke negara ini karena populasinya demikian padat, dengan pertumbuhan penduduk serentang 2 persen hingga 4 persen per tahun. Ini pasar besar yang sangat potensial," tutur Timothy kepada Kompas.com, Rabu (17/2/2016).
Ekspansi bisnis properti Kingland Group ini dilakukan dengan menggandeng pengembang lokal Alfa Land dan Growth Steel Group melalui kerjasama ventura atau joint venture.
Kendati demikian, kata Chief Marketing Officer Kingland Group, Jiko Tandijono, komposisi Kingland Group adalah mayoritas dengan kepemilikan lebih dari 51 persen.
Rp 14,6 juta per meter persegi
Dalam debutnya ini Kingland Group menawarkan apartemen dengan patokan harga jual Rp 14,6 juta per meter persegi.
Jika ukuran apartemen terkecilnya 41 meter persegi, maka konsumen harus merogoh kocek senilai Rp 600 jutaan, di luar PPN.
Harga ini, kata Jiko, terbilang kompetitif. Pasalnya, pesaing mereka di kawasan yang sama membanderol harga jual mulai dari Rp 20 juta meter persegi hingga Rp 25 juta meter persegi.
Kingland Avenue Apartment akan dipasarkan secara resmi pada Mei 2016 dan dibangun pada kuartal pertama 2017.
"Targetnya, mulai 2019 akan diserahterimakan kepada konsumen. Saat itu, nilai proyek akan mencapai sekitar Rp 3 triliun," tandas Jiko seraya menambahkan dana internal perusahaan menjadi andalan dalam membangun proyek ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.